Yogyakarta (Antara Bali) - Pemerintah diharapkan konsisten mengupayakan
stabilitas ekonomi makro pada 2017 untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, kata pengamat ekonomi dari Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta Ahmad Maruf.
"Konsistensi pada upaya stabilitas makro dan memperbaiki
ketimpangan pembangunan yang sudah diprogramkan dalam Nawa Cita akan
lebih bermakna dan strategis dibandingkan melakukan eksperimen program
dan kegiatan yang sporadis," katanya di Yogyakarta, Minggu.
Dengan demikian, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu, tidak perlu ada inovasi yang bersifat
eksperimental dan populis dari para menteri atau jajarannya terkait
dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat pada 2017.
Menurut dia, pemerintah dengan keterbatasan fiskalnya diharapkan
tetap fokus pada implementasi empat strategi yang sudah ditetapkan,
dengan lebih menekankan pada program pemberdayaan masyarakat dan
perwujudan pembangunan yang inklusif.
"Perluasan jaringan kerja pemberdayaan masyarakat perlu dibangun
oleh pemerintah sehingga partisipasi publik untuk peningkatan
kesejahteraan kelompok marginal akan lebih akseleratif," kata Wakil
Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah itu.
Ia mengatakan konsistensi penciptaan iklim usaha yang produktif
tanpa beban birokrasi dan praktik pungli menjadi penting dilakukan agar
kegiatan wirausaha mampu menjadi mesin perbaikan kesejahteraan
masyarakat yang berdampak pada penurunan laju kemiskinan dan perbaikan
ketimpangan pendapatan.
"Dalam aspek stabilitas, tidak perlu ada kegaduhan politik yang
menjadikan distabilitas makro dan beban pikir rakyat yang secara nyata
akan menghambat pemakmuran kelompok marginal," kata Maruf.
Ia mengemukakan secara makro, kondisi ekonomi 2017 tidak terlalu
berbeda dengan 2016. Optimisme ekonomi tumbuh 5,3 persen menjadi faktor
positif untuk menopang kesejahteraan masyarakat.
Namun, fiskal yang defisit sekitar 2,4 persen PDB menjadi beban
tersendiri terkait operasionalisasi strategi pengentasan warga miskin
secara holistik. Bahkan, secara riil kesejahteraan masyarakat akan
terdampak dari inflasi yang diperkirakan di atas 4 persen.
Menurut dia, faktor makro tersebut menjadikan alas bahwa perbaikan
kesejahteraan kelompok marginal tidak terlalu berharap dari intervensi
negara.
"Program Nawa Cita Jokowi-JK pada hakikatnya menghadirkan negara
pada perbaikan kelompok marginal, namun dengan fiskal yang terbatas dan
kondisi makro yang moderat, maka tahun 2017 tidak akan ada perubahan
drastis dari sisi pengentasan warga miskin," kata Maruf. (WDY)
Pemerintah Diharapkan Konsisten Upayakan Stabilitas Ekonomi Makro
Senin, 2 Januari 2017 8:20 WIB