Denpasar (Antara Bali) - Ketua Tim Penggerak PKK Peduli Lingkungan Provinsi Bali Ayu Pastika mendorong seluruh komponen masyarakat melakukan aksi nyata dalam menangani permasalahan sampah yang dapat mengancam kelangsungan kepariwisataan di Pulau Dewata.
"Semua orang harus terlibat dimulai dengan kesadaran dari masing-masing individu. Sudah saatnya kita menjadikan sampah tidak lagi sebagai limbah, namun sebagai berkah yang mendatangkan rupiah," kata Ayu Pastika pada Pembukaan Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, diperlukan penanganan yang komprehensif dengan melibatkan semua komponen masyarakat agar permasalahan sampah ini tidak berlarut-larut.
Pada kesempatan itu, dia juga menyambut baik kegiatan pelatihan tersebut yang menyasar para pelaku pengelolaan sampah di sembilan kabupaten/kota di Bali. "Ilmu pengolahan dan pemanfaatan sampah ini saya harapkan bisa juga diketoktularkan kepada yang lain," ujarnya.
Kegiatan tersebut dinilai sangat sejalan dengan upaya Pemprov Bali yang tengah berupaya menjadikan Bali sebagai Provinsi Hijau (Bali Green Province) dan salah satunya dijabarkan dalam program "Bali Clean and Green".
Guna menyukseskan program tersebut, Tim Penggerak PKK sebagai organisasi kewanitaan yang bertujuan memberdayakan keluarga diharapkan mengambil peran dalam upaya pelestarian lingkungan.
"Saya berharap seluruh anggota PKK memberi perhatian penuh dan peduli terhadap lingkungan, ini merupakan aksi nyata dalam melestarikan lingkungan dan merupakan bagian dari yadnya (persembahan yang ikhlas). Kita berkewajiban mewariskan lingkungan yang bersih dan lestari bagi anak dan cucu kita mendatang," ujar istri dari Gubernur Bali itu.
Ayu Pastika yakin jika sampah dipilah dengan tepat dapat memberikan manfaat dan nilai ekonomis.
Senada dengan Ayu Pastika, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana menyampaikan bahwa sudah selayaknya penanganan sampah yang ada di Bali dilakukan secara terpadu dari hulu sampai hilir dengan menyiapkan rencana pengurangan dan penanganan sampah agar dapat diwujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah.
Menurut dia, kendala tersebut dapat disikapi dengan mengupayakan hal-hal seperti membangun kesadaran masyarakat untuk dapat mengelola sampah dari sumbernya, rumah tangga wajib dikelola dengan prinsip 3R yakni reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi sampah) dan recycle (daur ulang).
Kedua, perlu diupayakan secara bertahap penyiapan sarana dan prasarana serta pengurangan sampah sehingga jumlahnya memadai dengan timbunan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.
Ketiga, harus dikembangkan kerja sama kemitraan dan partisipasi masyarakat di penglolaan sampah dengan menumbuhkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) terpadu dan bank sampah sehingga residu sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir TPA dapat dikurangi. "Melalui upaya-upaya tersebut saya yakin kedepan permasalahan sampah dapat dikurangi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Acara Wayan Sarjana melaporkan bahwa tujuan dari penyelenggaraan kegiatan tersbeut adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih ketrampilan tenaga pengelola persampahan di masing-masing Kabupaten/Kota se-Bali, agar dapat melaksanakan 3R dengan memanfaatkan sampah organik menjadi kompos dan menyalurkan sampah non organik ke bank sampah serta mendaur ulang menjadi barang ekonomi kreatif.
Peserta pelatihan berjumlah 30 orang, yang berasal dari perwakilan pengelolaan sampah masing-masing Kabupaten/Kota, akan mengikuti pelatihan selama tiga hari, 25-27 Juli 2016. Para peserta akan mendapatkan pelatihan teori sebanyak 40 persen, studi lapangan 10 persen dan praktik sebanyak 50 persen dengan materi praktik seperti, kebijakan penglolaan lingkungan, Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan implementasi pengelolaan sampah metode 3R, partisipasi lembaga adat sebagai model penyelamatan lingkungan dan 8 materi lainnya.
Di samping itu, studi lapangan akan dilaksanakan kebeberapa lokasi diantaranya TPS terpadu 3R Desa Kesiman Kertalangu, Bengkel Kretaif Pangan Asri, Bank Sampah Takmung dan lainnya. Sedangkan narasumber yang akan menyampaikan materi berasal dari kalangan pemerintah dan praktisi yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Semua orang harus terlibat dimulai dengan kesadaran dari masing-masing individu. Sudah saatnya kita menjadikan sampah tidak lagi sebagai limbah, namun sebagai berkah yang mendatangkan rupiah," kata Ayu Pastika pada Pembukaan Pelatihan Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat, di Denpasar, Senin.
Menurut dia, diperlukan penanganan yang komprehensif dengan melibatkan semua komponen masyarakat agar permasalahan sampah ini tidak berlarut-larut.
Pada kesempatan itu, dia juga menyambut baik kegiatan pelatihan tersebut yang menyasar para pelaku pengelolaan sampah di sembilan kabupaten/kota di Bali. "Ilmu pengolahan dan pemanfaatan sampah ini saya harapkan bisa juga diketoktularkan kepada yang lain," ujarnya.
Kegiatan tersebut dinilai sangat sejalan dengan upaya Pemprov Bali yang tengah berupaya menjadikan Bali sebagai Provinsi Hijau (Bali Green Province) dan salah satunya dijabarkan dalam program "Bali Clean and Green".
Guna menyukseskan program tersebut, Tim Penggerak PKK sebagai organisasi kewanitaan yang bertujuan memberdayakan keluarga diharapkan mengambil peran dalam upaya pelestarian lingkungan.
"Saya berharap seluruh anggota PKK memberi perhatian penuh dan peduli terhadap lingkungan, ini merupakan aksi nyata dalam melestarikan lingkungan dan merupakan bagian dari yadnya (persembahan yang ikhlas). Kita berkewajiban mewariskan lingkungan yang bersih dan lestari bagi anak dan cucu kita mendatang," ujar istri dari Gubernur Bali itu.
Ayu Pastika yakin jika sampah dipilah dengan tepat dapat memberikan manfaat dan nilai ekonomis.
Senada dengan Ayu Pastika, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali Gede Suarjana menyampaikan bahwa sudah selayaknya penanganan sampah yang ada di Bali dilakukan secara terpadu dari hulu sampai hilir dengan menyiapkan rencana pengurangan dan penanganan sampah agar dapat diwujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah.
Menurut dia, kendala tersebut dapat disikapi dengan mengupayakan hal-hal seperti membangun kesadaran masyarakat untuk dapat mengelola sampah dari sumbernya, rumah tangga wajib dikelola dengan prinsip 3R yakni reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi sampah) dan recycle (daur ulang).
Kedua, perlu diupayakan secara bertahap penyiapan sarana dan prasarana serta pengurangan sampah sehingga jumlahnya memadai dengan timbunan sampah yang dihasilkan oleh masyarakat.
Ketiga, harus dikembangkan kerja sama kemitraan dan partisipasi masyarakat di penglolaan sampah dengan menumbuhkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) terpadu dan bank sampah sehingga residu sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir TPA dapat dikurangi. "Melalui upaya-upaya tersebut saya yakin kedepan permasalahan sampah dapat dikurangi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Acara Wayan Sarjana melaporkan bahwa tujuan dari penyelenggaraan kegiatan tersbeut adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan melatih ketrampilan tenaga pengelola persampahan di masing-masing Kabupaten/Kota se-Bali, agar dapat melaksanakan 3R dengan memanfaatkan sampah organik menjadi kompos dan menyalurkan sampah non organik ke bank sampah serta mendaur ulang menjadi barang ekonomi kreatif.
Peserta pelatihan berjumlah 30 orang, yang berasal dari perwakilan pengelolaan sampah masing-masing Kabupaten/Kota, akan mengikuti pelatihan selama tiga hari, 25-27 Juli 2016. Para peserta akan mendapatkan pelatihan teori sebanyak 40 persen, studi lapangan 10 persen dan praktik sebanyak 50 persen dengan materi praktik seperti, kebijakan penglolaan lingkungan, Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan implementasi pengelolaan sampah metode 3R, partisipasi lembaga adat sebagai model penyelamatan lingkungan dan 8 materi lainnya.
Di samping itu, studi lapangan akan dilaksanakan kebeberapa lokasi diantaranya TPS terpadu 3R Desa Kesiman Kertalangu, Bengkel Kretaif Pangan Asri, Bank Sampah Takmung dan lainnya. Sedangkan narasumber yang akan menyampaikan materi berasal dari kalangan pemerintah dan praktisi yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016