Denpasar (Antara Bali) - Harga hasil perkebunan rakyat di Bali rata-rata mengalami kenaikan seperti halnya kopi robusta maupun arabika, kakao dan mete naik antara Rp4.000-Rp9.000 per kg, sedangkan vanili, tembakau, cengkeh tetap stabil.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Jumat mengakui sejumlah harga hasil perebunan rakyat di daerah ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kondisi Mei lalu.

Ada pun harga hasil perkebunan rakyat daerah ini per 6 Agustus 2015 adalah sebagai berikut. Kopi arabika jenis OSE WP mencapai Rp60.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp51.000 per kilogram , kopi robusta Rp33.000 per kilogram dari sebelumnya Rp31.000 per kilogram.

Kakao biji Fermentasi Rp38.500 dari sebelumnya Rp34.400 per kilogram, biji non fermentasi Rp36.000 naik dari Rp31.400 per kilogram. Jambu mete biji gelondong biasa Rp13.000 per kilogram, biji gelondong organik Rp15.000 per kilogram.

Cengkeh bunga kering Rp 100.000 per kilogram, gagang kering Rp20.000 per kilogram. Vanili polong basah Rp20.000 per kilogram.Tembakau Rp 60.000 per kilogram.

Ia mengatakan, harga kopi yang selama ini menjadi mata dagangan ekspor tampaknya naik mengikuti perkembangan harga internasional di tingkat petani di kabupaten Jembrana, Buleleng maupun di kabupaten Bangli, baik itu jenis arabika maupun robusta.

Petani Bali harus tetap berbangga karena kopi jenis arabika yang tumbuh di kawasan wisata Kintamani memiliki sejumlah keunggulan dan telah mendapatkan sertifikat IG (Indikasi Geografis) pada tahun 2014.

Dengan masuknya kopi arabika Kintamani sebagai komoditas unggulan nasional, berdampak terhadap prospek pengembangan komoditas tersebut di masa mendatang, disamping saat ini sudah menjadi matadagangan ekspor ke Jepang dan Eropa.

Kopi arabika Kintamani yang berada di daerah berhawa sejuk itu telah mendapatkan sertifikat IG diharapkan akan semakin bergairah para petani dalam memperluas areal tanamnya dan semakin laku ke pasaran mancanegara, harap Dewa Made Buana.

Ia mengakui, harga hasil perkebunan yang ada di Bali cukup stabil belakangan ini akan membantu dalam meningkatkan pendapatan petani, sebab lancar perdagangan hasil perkebunan di dalam negeri maupun ekspor cukup disyukuri. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2015