Denpasar (Antara Bali) - Puluhan pemuda dari dua banjar atau dusun berbeda masing-masing Banjar Abian Nangka Kaja dengan pemuda dari Banjar Abian Nangka Kelod, Denpasar, nyaris bentrok.
Beruntung, aparat gabungan dari Polda Bali dan Polsek Denpasar Timur dengan cepat mampu meredam situasi.
Kapolsek Denpasar Timur AKP Ambariadi Wijaya mengatakan, kedua kelompok pemuda itu nyaris bentrok pada Rabu (17/8) dini hari. Diduga keributan tersebut terjadi karena kesalah pahaman.
"Kami masih terus melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang dari kedua kelompok pemuda itu. Mereka kami periksa masih sebagai saksi," katanya.
Menurut keterangan, kedua kelompok pemuda nyaris bentrok lantaran salah seorang pemuda dari Banjar Abian Nangka Kelod menjadi korban penganiayaan sekelompok pemuda dari Banjar Abian Nangka Kaja.
Salah seorang pemuda dari kelompok Banjar Abian Nangka Kelod yang tidak mau ditulis namanya mengatakan, kejadian bermula ketika salah seorang pemuda bernama Komang tiba-tiba dicegat sekelompok pemuda dari Banjar Abian Nangka Kaja di Jalan Noja, Denpasar.
Para pemuda dari Banjar Abian Nangka Kaja langsung menggiring Komang ke dalam balai banjar dan mematikan lampu yang ada. Mereka kemudian melakukan pengeroyokan terhadap pemuda dari Banjar Nangka Kelod itu.
Setelah mendapat serangan bertubi-tubi, Komang pun pulang kerumahnya dan mengadu kepada rekannya yang berinisial DA dan BA, namun dikatakan dua rekannya itu juga mengalami aksi serupa. Keduanya mengaku kalau dirinya juga dipukuli beramai-ramai oleh pemuda dari banjar tetangganya tersebut.
Selanjutnya ketiga pemuda itu pun melaporkan kepada rekan-rekan mereka di Banjar Abian Nangka Kelod. Mereka kemudian sepakat malakukan pambalasan secara beramai mendatangi kelompok pemuda yang diduga melakukan pengeroyokan itu. Beruntung polisi bertindak cepat dan berhasil meredamnya sehingga tidak terjadi pertikaian.
Menurut Kapolsek Ambariadi, pihaknya masih melakukan penyelidikan karena masing-masing pemuda dalam keterangannya mengaku menjadi korban.
"Dari kubu Banjar Abian Nangka Kaja mengaku menjadi korban pengerusakan sedangkan dari Banjar Abian Nangka Kelod mengaku menjadi korban penganiyaan. Kami masih meminta keterangan beberapa orang saksi lainnya," ujarnya menambahkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010
Beruntung, aparat gabungan dari Polda Bali dan Polsek Denpasar Timur dengan cepat mampu meredam situasi.
Kapolsek Denpasar Timur AKP Ambariadi Wijaya mengatakan, kedua kelompok pemuda itu nyaris bentrok pada Rabu (17/8) dini hari. Diduga keributan tersebut terjadi karena kesalah pahaman.
"Kami masih terus melakukan pemeriksaan terhadap beberapa orang dari kedua kelompok pemuda itu. Mereka kami periksa masih sebagai saksi," katanya.
Menurut keterangan, kedua kelompok pemuda nyaris bentrok lantaran salah seorang pemuda dari Banjar Abian Nangka Kelod menjadi korban penganiayaan sekelompok pemuda dari Banjar Abian Nangka Kaja.
Salah seorang pemuda dari kelompok Banjar Abian Nangka Kelod yang tidak mau ditulis namanya mengatakan, kejadian bermula ketika salah seorang pemuda bernama Komang tiba-tiba dicegat sekelompok pemuda dari Banjar Abian Nangka Kaja di Jalan Noja, Denpasar.
Para pemuda dari Banjar Abian Nangka Kaja langsung menggiring Komang ke dalam balai banjar dan mematikan lampu yang ada. Mereka kemudian melakukan pengeroyokan terhadap pemuda dari Banjar Nangka Kelod itu.
Setelah mendapat serangan bertubi-tubi, Komang pun pulang kerumahnya dan mengadu kepada rekannya yang berinisial DA dan BA, namun dikatakan dua rekannya itu juga mengalami aksi serupa. Keduanya mengaku kalau dirinya juga dipukuli beramai-ramai oleh pemuda dari banjar tetangganya tersebut.
Selanjutnya ketiga pemuda itu pun melaporkan kepada rekan-rekan mereka di Banjar Abian Nangka Kelod. Mereka kemudian sepakat malakukan pambalasan secara beramai mendatangi kelompok pemuda yang diduga melakukan pengeroyokan itu. Beruntung polisi bertindak cepat dan berhasil meredamnya sehingga tidak terjadi pertikaian.
Menurut Kapolsek Ambariadi, pihaknya masih melakukan penyelidikan karena masing-masing pemuda dalam keterangannya mengaku menjadi korban.
"Dari kubu Banjar Abian Nangka Kaja mengaku menjadi korban pengerusakan sedangkan dari Banjar Abian Nangka Kelod mengaku menjadi korban penganiyaan. Kami masih meminta keterangan beberapa orang saksi lainnya," ujarnya menambahkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010