Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama perguruan tinggi se-Bali menandatangani kerja sama untuk memulai pelaksanaan program satu keluarga satu sarjana.
Gubernur Bali Wayan Koster bersama rektor delapan perguruan tinggi negeri (PTN) dan 20 perguruan tinggi swasta (PTS) sepakat mulai menerima 1.450 calon mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu pada tahun ini.
“Sekarang 1.450 kuotanya mudah-mudahan terserap semua anak-anak kita dari desa-desa kurang mampu tapi betul-betul objektif, para rektor tolong verifikasi betul ini yang miskin yang memang pantas dan belum ada sarjana di keluarganya,” kata dia.
Ia menjelaskan program ini bisa berjalan berkat kesediaan masing-masing perguruan tinggi yang menerima 50-100 mahasiswa secara gratis mulai Agustus 2025 hingga akhir perkuliahan mendatang.
“Ini adalah satu model kerja sama yang sangat bagus, pemerintah daerah dengan semua perguruan tinggi negeri dan swasta kita bergotong royong membangun Bali, sudah waktunya kita memberi untuk Bali, ini tidak akan menurunkan pendapatan kampus,” ujarnya.
Baca juga: Gubernur Bali umumkan skema satu keluarga satu sarjana minggu depan
Ia mengemukakan dengan membantu calon mahasiswa berasal dari keluarga kurang mampu justru mengangkat derajat perguruan tinggi itu, mendapat pahala, dan doa kebaikan.
Bahkan, katanya, pada akhirnya bisa melahirkan sumber daya manusia (SDM) Bali yang unggul dan berkontribusi bagi pembangunan.
Pemprov Bali mendata angka partisipasi kasar orang Bali yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi 38 persen pada 2024.
Menurut dia, angka ini masih rendah sehingga program satu keluarga satu sarjana ditargetkan dapat mengangkat persentase tersebut menjadi 50 persen.
Selain itu, katanya, dengan mereka dibekali ilmu di perguruan tinggi akan terwujud SDM yang berkualitas dan berdaya saing di dalam dan luar negeri.
“Terutama yang harus kita bangun dari sisi kompetensinya tentu saja melalui lembaga pendidikan, juga karakteristik, integritasnya, kemudian juga jati dirinya supaya memiliki daya saing yang tinggi, orang Bali harus dibangun dengan alamiahnya sendiri,” kata gubernur lulusan ITB tersebut.
Baca juga: Pemprov dan kampus di Bali sepakat dirikan satu keluarga satu sarjana
Dengan keberhasilan memulai kerja sama ini, Pemprov Bali mengaku akan bertemu Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk meminta bantuan menaikkan kuota pada tahun ajaran selanjutnya.
Kepada para rektor 28 kampus, Gubernur Koster mengharapkan, program ini tepat sasaran dan tidak terkecoh oleh oknum yang menyerobot hak calon mahasiswa kurang mampu.
Dia mengharapkan kerja sama ini dapat berlanjut ke program lain, seperti riset dan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa yang sekaligus bisa membantu Pemprov Bali mencari lokus daerah atau penduduk kurang mampu yang bisa langsung disasar pemerintah daerah.
Editor : Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2025