Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengusulkan pembiayaan Rp1,5 miliar ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk penyelamatan berbagai lontar yang ada di Pulau Dewata pada tahun anggaran 2013.
"Kami merencanakan hampir Rp1,5 miliar agar didanai melalui APBN dan mulai besok sampai dengan tanggal 8 Desember akan dibahas di Cisarua, Bogor," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika, di sela acara "Pemantapan Kapasitas Prajuru Desa Pakraman dan Pemerintahan Desa" di Denpasar, Rabu.
Ia menyampaikan anggaran sebesar itu pada tahun depan direncanakan untuk peningkatan SDM, pengumpulan dan penyalinan banyak lontar di masyarakat, digitalisasi lontar dan pemasyarakatan lontar yang penting.
"Wajar pusat membantu kita karena `share` Bali di bidang kebudayaan juga besar. Kami harapkan masyarakat jangan terlalu memandang `tenget` atau mensakralkan lontar karena banyak informasi penting yang tersimpan di sana," ujarnya.
Pemprov Bali, lanjut dia, juga berencana akan membuat perpustaan lontar secara "online" untuk lebih memasyarakatkan isi lontar pada masyarakat. Lontar itu merupakan sumber ilmu, sumber obat, dan sumber segala macam pengetahuan.
Suastika menyebutkan upaya penyelamatan lontar selama ini masih terkendala beberapa hal diantaranya kemampuan untuk menerjemahkan, memasyarakatkan, hingga optimalisasi pembiayaan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kami merencanakan hampir Rp1,5 miliar agar didanai melalui APBN dan mulai besok sampai dengan tanggal 8 Desember akan dibahas di Cisarua, Bogor," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ketut Suastika, di sela acara "Pemantapan Kapasitas Prajuru Desa Pakraman dan Pemerintahan Desa" di Denpasar, Rabu.
Ia menyampaikan anggaran sebesar itu pada tahun depan direncanakan untuk peningkatan SDM, pengumpulan dan penyalinan banyak lontar di masyarakat, digitalisasi lontar dan pemasyarakatan lontar yang penting.
"Wajar pusat membantu kita karena `share` Bali di bidang kebudayaan juga besar. Kami harapkan masyarakat jangan terlalu memandang `tenget` atau mensakralkan lontar karena banyak informasi penting yang tersimpan di sana," ujarnya.
Pemprov Bali, lanjut dia, juga berencana akan membuat perpustaan lontar secara "online" untuk lebih memasyarakatkan isi lontar pada masyarakat. Lontar itu merupakan sumber ilmu, sumber obat, dan sumber segala macam pengetahuan.
Suastika menyebutkan upaya penyelamatan lontar selama ini masih terkendala beberapa hal diantaranya kemampuan untuk menerjemahkan, memasyarakatkan, hingga optimalisasi pembiayaan. (LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012