Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Made Mangku Pastika mengharapkan badan usaha milik desa (BUMDes) di Bali dapat mengetahui dan mengembangkan potensi desa yang dimiliki dengan maksimal, sehingga menjadi mesin ekonomi desa.
"Kita harus tahu potensi yang dimiliki di desa untuk kemudian dikembangkan produk yang menguntungkan," katanya saat mengadakan reses ke Desa Kelating, Kabupaten Tabanan, Bali, Rabu.
Reses yang bertajuk Tantangan dan Hambatan dalam Meningkatkan Perekonomian Desa itu dihadiri Perbekel (Kepala Desa) Kelating Made Suarga, Bendesa Adat Kelating Dewa Made Maharjana, Direktur Bumdes Bhuana Kerthi Made Sujana Adi Wiguna, dan Ketua BUPDA Dewa Angga serta jajaran perangkat desa.
Menurut mantan Gubernur Bali dua periode itu, potensi Desa Kelating Tabanan sangat besar, baik pertanian maupun pariwisata.
Oleh karena itu, pengembangannya perlu direncanakan dengan cermat dan terintegrasi, sehingga bisa memberi nilai ekonomi bagi desa dan masyarakat.
"Saya datang ke desa ini karena Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) sangat sukses hingga saat ini. Untuk bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bagaimana dengan potensi pertanian yang dimiliki juga bisa menarik wisatawan untuk datang ke sini," ujarnya.
Ia menambahkan jika BUMDes masih menghadapi kendala dalam permodalan, bisa mendapatkan akses kredit dari bank dengan jaminan dari Jamkrida Bali Mandara.
"Jadi, BUMDes jangan khawatir soal modal," kata Pastika setelah mendengar laporan Direktur BUMDes Bhuana Kerthi Made Sujana Adi Wiguna yang mengaku belum banyak bisa berbuat karena terbentur modal. BUMDes yang baru berdiri ini masih terbatas mengolah sampah.
Dewa Made Maharjana mengatakan desa setempat sangat potensial dikembangkan pariwisatanya dengan posisi strategis yang berhadapan dengan laut dan subak yang asri.
Saat ini, sedang dikembangkan sejumlah infrastruktur untuk mendukung wisata alam dengan menyusuri jalan subak menuju pantai dan salah satu pura di desa setempat untuk wisatawan dapat menyaksikan matahari terbenam.
Di Desa Kelating juga ada sejumlah vila dan homestay yang mulai banyak didatangi wisatawan. "Selain itu, kami juga terbantu dengan promosi dari sejumlah artis yang pernah datang berwisata ke Desa Kelating," tambah Dewa Angga.
Sementara itu, Made Suarga mengatakan meski potensi pertanian sangat besar, namun masih dihadapkan pada persoalan petani yang kewalahan untuk menangani pascapanen.
Meskipun, di desa setempat sudah memiliki sejumlah usaha penggilingan padi, namun masih ada tengkulak yang kerap mengambil hasil panen petani.
Dengan areal sawah yang cukup luas, desa dengan penduduk lebih dari 2.600 jiwa tersebut juga masih surplus beras.
Pastika setelah mendengar masukan dan potensi tersebut, mendorong Desa Kelating bisa mengembangkan produk organik dan beras organik dengan pengemasan yang sedemikian rupa, sehingga nilai jualnya bisa lebih tinggi.
"Saya ingin budaya pertanian ini tetap hidup. Namun, tentu harus ada sentuhan baru dengan teknologi agar bisa tumbuh karena lahan makin sempit dan manusia terus bertambah serta petani juga bisa sejahtera. Pertanian seharusnya bisa menarik kunjungan wisatawan sebab mereka juga menghormati budaya pertanian," kata Pastika.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023
"Kita harus tahu potensi yang dimiliki di desa untuk kemudian dikembangkan produk yang menguntungkan," katanya saat mengadakan reses ke Desa Kelating, Kabupaten Tabanan, Bali, Rabu.
Reses yang bertajuk Tantangan dan Hambatan dalam Meningkatkan Perekonomian Desa itu dihadiri Perbekel (Kepala Desa) Kelating Made Suarga, Bendesa Adat Kelating Dewa Made Maharjana, Direktur Bumdes Bhuana Kerthi Made Sujana Adi Wiguna, dan Ketua BUPDA Dewa Angga serta jajaran perangkat desa.
Menurut mantan Gubernur Bali dua periode itu, potensi Desa Kelating Tabanan sangat besar, baik pertanian maupun pariwisata.
Oleh karena itu, pengembangannya perlu direncanakan dengan cermat dan terintegrasi, sehingga bisa memberi nilai ekonomi bagi desa dan masyarakat.
"Saya datang ke desa ini karena Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri) sangat sukses hingga saat ini. Untuk bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bagaimana dengan potensi pertanian yang dimiliki juga bisa menarik wisatawan untuk datang ke sini," ujarnya.
Ia menambahkan jika BUMDes masih menghadapi kendala dalam permodalan, bisa mendapatkan akses kredit dari bank dengan jaminan dari Jamkrida Bali Mandara.
"Jadi, BUMDes jangan khawatir soal modal," kata Pastika setelah mendengar laporan Direktur BUMDes Bhuana Kerthi Made Sujana Adi Wiguna yang mengaku belum banyak bisa berbuat karena terbentur modal. BUMDes yang baru berdiri ini masih terbatas mengolah sampah.
Dewa Made Maharjana mengatakan desa setempat sangat potensial dikembangkan pariwisatanya dengan posisi strategis yang berhadapan dengan laut dan subak yang asri.
Saat ini, sedang dikembangkan sejumlah infrastruktur untuk mendukung wisata alam dengan menyusuri jalan subak menuju pantai dan salah satu pura di desa setempat untuk wisatawan dapat menyaksikan matahari terbenam.
Di Desa Kelating juga ada sejumlah vila dan homestay yang mulai banyak didatangi wisatawan. "Selain itu, kami juga terbantu dengan promosi dari sejumlah artis yang pernah datang berwisata ke Desa Kelating," tambah Dewa Angga.
Sementara itu, Made Suarga mengatakan meski potensi pertanian sangat besar, namun masih dihadapkan pada persoalan petani yang kewalahan untuk menangani pascapanen.
Meskipun, di desa setempat sudah memiliki sejumlah usaha penggilingan padi, namun masih ada tengkulak yang kerap mengambil hasil panen petani.
Dengan areal sawah yang cukup luas, desa dengan penduduk lebih dari 2.600 jiwa tersebut juga masih surplus beras.
Pastika setelah mendengar masukan dan potensi tersebut, mendorong Desa Kelating bisa mengembangkan produk organik dan beras organik dengan pengemasan yang sedemikian rupa, sehingga nilai jualnya bisa lebih tinggi.
"Saya ingin budaya pertanian ini tetap hidup. Namun, tentu harus ada sentuhan baru dengan teknologi agar bisa tumbuh karena lahan makin sempit dan manusia terus bertambah serta petani juga bisa sejahtera. Pertanian seharusnya bisa menarik kunjungan wisatawan sebab mereka juga menghormati budaya pertanian," kata Pastika.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2023