Pemerintah Provinsi Bali menyatakan siap untuk mendukung pelaksanaan rapid test massal di kabupaten/kota di daerah itu, berkaca dari tren peningkatan kasus positif COVID-19 karena transmisi lokal yang banyak terjadi, khususnya di klaster pasar tradisional.

"Lakukan rapid test, jika memang hasilnya reaktif langsung lakukan uji swab. Kami dari Pemprov Bali siap mendukung, baik rapid test kit maupun tempat karantina," kata Sekda Bali Dewa Made Indra, di Denpasar, Jumat.

Pria yang juga Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali ini menambahkan, menurut instruksi Gubernur Bali, batas akhir rapid test massal ini adalah akhir Juni, untuk Kota Denpasar, bahkan kalau bisa akhir minggu ini.

"Apapun hasil dari rapid test massal ini, kami terima, sebanyak apapun hasilnya itu adalah kenyataan. Tetapi ini jalan terbaik untuk mengetahui jumlah pasti. Ibaratnya cuci gudang, jika semua terdeteksi kami bisa ambil langkah selanjutnya," ujarnya.

Baca juga: Gubernur Bali fokus transmisi lokal atasi kasus COVID-19

Bahkan, menurut dia, jika tempat karantina tidak memenuhi, maka Pemprov Bali siap memfasilitasi, entah bekerja sama dengan hotel ataupun pihak lainnya.

Dewa Indra mengemukakan, sejak 4 Juni terjadi pergeseran tren penambahan kasus positif COVID-19 di Bali. Karena terhitung sejak tanggal tersebut kasus transmisi lokal semakin mendominasi mengalahkan penambahan kasus sebelumnya yang didominasi oleh imported case yang dibawa oleh PMI yang baru tiba di Bali.

Persentase penambahan kasus transmisi lokal sejak saat itu sebesar 63,91 persen, dan semakin hari semakin banyak ditemukan. Untuk Jumat (19/6) ini saja penambahan kasus positif dalam kurun waktu 24 jam ada 81 orang sehingga secara kumulatif jumlah kasus positif COVID-19 di Bali menjadi 976 orang, dengan jumlah kasus aktif sebanyak 404 orang.

Selain melakukan rapid test di klaster pasar, Dewa Indra juga meminta petugas untuk melakukan pemetaan daerah mana lagi yang berpotensi terdampak dengan melakukan penelusuran ke pedagang dan masyarakat yang mengunjungi pasar.

Baca juga: Dinas Perdagangan Bali pantau pasar untuk cegah penularan COVID-19

"Jika sudah dipetakan, maka kita bisa mengetahui tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat penyebaran," ujar birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng, itu.

Ia pun meminta otoritas pasar untuk melakukan sosialisasi terhadap para pedagang dan masyarakat yang mengunjungi pasar terkait dengan protokol kesehatan.

Dewa Indra juga meminta Disperindag berkoordinasi dengan kepala pasar untuk menyosialisasikan protokol kesehatan. "Bagi pasar yang dikelola oleh desa adat, para petugas bisa koordinasi dengan bendesa adat," ujarnya.

Selain itu, dia mengatakan penambahan jumlah kasus transmisi lokal yang semakin meningkat akhir-akhir ini karena semakin banyak tes dan tracing contact oleh pemerintah.

"Secara prosedur hal ini tentu dibenarkan oleh pemerintah pusat, karena akan semakin banyak masyarakat yang terpapar COVID-19 diketahui dan segera mendapat penanganan yang benar," ucapnya.

Baca juga: Gubernur: 9 Juli, Bali siapkan tahap pertama Normal Baru

Selain itu, memperbanyak tes juga akan mempercepat berakhirnya pandemi ini, tentu saja dengan menemukan semua masyarakat yang terpapar COVID-19.

"Rapid test massal akan segera mengakhiri pandemi ini dengan menangani semua masyarakat terpapar. Ini juga merupakan upaya pemerintah untuk mempercepat kembalinya kehidupan normal dan menggerakkan ekonomi masyarakat," kata mantan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali itu.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020