Satu lagi pasien dalam pengawasan (PDP) COVID-19 di Kabupaten Buleleng, Bali dipulangkan, karena kondisinya membaik dan hasil tesnya negatif.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Buleleng yang juga Sekda Buleleng Gede Suyasa di Singaraja, Minggu mengatakan jumlah PDP yang dirawat di RSUD Buleleng saat ini berjumlah empat orang atau berkurang satu orang.

"PDP yang dipulangkan ini memiliki kode PDP 05. PDP 05 memiliki kontak erat dengan PDP 03. Dipulangkan dari RSUD Buleleng mengingat hasil pemeriksaan laboratorium pertama hasilnya negatif. Begitu pula dengan hasil rapid test yang sudah dilakukan menunjukkan hasil negatif sehingga bisa dipulangkan. Gejala klinis juga sudah sangat bagus sehingga dijamin bisa dipulangkan," jelasnya.

Untuk orang dalam pemantauan (ODP), kata Suyasa, jumlahnya 174 orang dengan perubahan rincian. Sebanyak lima orang merupakan ODP dengan riwayat ke luar negeri. ODP selanjutnya 16 orang yang masih diisolasi di RSP Giri Emas yang memiliki kontak erat dengan PDP 03, PDP 05, dan PDP 08 telah di-rapid test dan hasilnya negatif.

"Pemantauan 14 hari untuk 16 orang ODP ini akan berakhir tanggal 29 Maret 2020," katanya.

Suyasa menambahkan, ODP yang memiliki kontak erat dengan PDP 06 sebanyak 112 orang yang terdiri dari 73 orang medis dan paramedis di RSUD Buleleng dan 12 orang paramedis di RSP Giri Emas.

Sebanyak 27 orang merupakan anggota keluarga dan tetangga lingkungan PDP 06. Setelah dilakukan "tracking" hanya 11 dari 27 orang tersebut yang memiliki kontak erat langsung sehingga hanya 11 orang tersebut yang menjalani "rapid test".

"Untuk medis dan paramedis seluruhnya hasilnya negatif, sedangkan untuk 11 orang lainnya yang disebut memiliki kontak erat langsung tujuh orang hasilnya negatif dan empat orang masih menjalani rapid test," ujar Gede Suyasa.

Baca juga: Tiga PDP COVID-19 di Buleleng sudah pulang

Gede Suyasa pun menambahkan jumlah ODP yang memiliki kontak erat dengan PDP yang sudah dipulangkan (PDP 01, PDP 02, PDP 04) sebanyak 41 orang. Pada 27 Maret 2020, sebanyak 14 orang yang memiliki kontak dengan PDP 01 itu berakhir masa pemantauannya (14 hari), sehingga jumlah sisanya menjadi 27 orang.

"Jadi sisa ODP secara keseluruhan berjumlah 48 orang dan sesuai dengan buku panduan pencegahan dan pengendalian COVID-19 revisi terakhir bulan Maret 2020 berubah nomenklatur menjadi orang tanpa gejala (OTG),” katanya.

Selain ODP yang sudah berubah menjadi OTG tersebut, juga sedang dipantau orang-orang yang pernah kontak dengan PDP. Selain itu, ada juga yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, namun tanpa gejala yang juga disebut OTG. Jumlah keseluruhannya adalah 485 orang.

"Dengan rincian kontak PDP 06 sebanyak 16 orang, kontak PDP 06 dan belum rapid test sebanyak empat orang, pekerja kapal pesiar 358 orang, tenaga kerja Indonesia (TKI) 42 orang, warga negara asing (WNA) 58 orang, dan baru pulang dari luar negeri sebanyak tujuh orang," kata Gede Suyasa.

Baca juga: Pasien sembuh buktikan COVID-19 bisa dikendalikan

Operasional pasar
Sementara itu, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kabupaten Buleleng untuk membatasi waktu operasional pasar-pasar tradisional selama dua minggu ke depan.

"Keputusan ini akan diberlakukan pada 29 Maret 2020 untuk meminimalkan dan pencegahan penyebaran COVID-19 di Buleleng," kata Bupati Suradnyana.

Menurut Bupati, pihaknya tak bisa melakukan penutupan pasar secara total karena masih banyak masyarakat yang pergi ke pasar untuk memenuhi kebutuhan pokok. Untuk itu, dalam dua minggu ke depan, pasar akan ditentukan jam operasionalnya yakni dibuka pada 10 pagi dan ditutup pada jam 14 siang.

"Ini akan dicoba dulu selama dua minggu, setelah itu akan dilakukan evaluasi lagi, jika memungkinkan ini akan terus berlanjut hingga pandemi COVID-19 mereda," katanya.

Baca juga: Pasar Badung kini dilengkapi dua bilik disinfektan antisipasi COVID-19

Menanggapi hal itu, Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Kabupaten Buleleng, Made Agus Yudiarsana menyatakan siap akan melakukan penentuan jam buka tutup pasar yang dikelola oleh PD Pasar di Buleleng.

"Langkah awal yang akan kami lakukan yakni memberikan sosialisasi dan pendekatan kepada para pedagang di pasar-pasar yang ada di Buleleng terlebih dahulu," kata orang pertama di PD Pasar Kabupaten Buleleng yang mengelola 13 pasar itu.

Ke-13 pasar tersebut antara lain Pasar Seririt, Pasar Banjar, Pasar Banyuasri, Pasar Mumbul , Pasar Kampung Bugis, Pasar Anyar, Pasar Kampung Tinggi, Pasar Buleleng, Pasar Sukasada, Pasar Bungkulan, Pasar Tamblang, Pasar Latri dan Pasar Senggol Taman Kota Singaraja.

Selain itu, pihaknya akan melakukan pemasangan tempat pencucian tangan, yang akan dilakukan di Pasar Anyar dan selanjutnya akan disusul dengan pasar-pasar yang lain untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020