Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menjajaki peluang kerja sama pendidikan dan seni dengan Guangxi Normal University di China dalam upaya membangun pusat unggulan seni budaya.
"Lawatan kami belum lama ini ke China ini sejalan dengan visi ISI Denpasar yakni untuk menjadi pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal," kata Rektor ISI Denpasar Prof I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Senin.
Lawatan ke Negeri Tirai Bambu tersebut, menurut dia, juga ditujukan memperkuat jaringan kerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi di luar negeri.
"Kerja sama dengan pihak luar negeri harus terus digenjot. Jika ibarat bunga, keharuman dan keindahan ISI Denpasar membuat banyak pihak dari luar tertarik untuk bekerja sama," kata Prof I Gede Arya Sugiartha, guru besar seni karawitan.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Prof I Nyoman Artayasa menambahkan, ISI melakukan lawatan ke China karena perkembangan negara tersebut yang sangat luar biasa di berbagai bidang.
"Kita tahu China perkembangannya luar biasa, mudah-mudahan dengan penandatanganan MoU ini kita bisa menukar ilmu, mahasiswa, dan dosen," ujarnya.
Menurut Prof Artayasa, ISI ingin menjadikan Guangxi Normal University sebagai pintu masuk untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lain di China.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa mengatakan acara penandatanganan nota kesepahaman kerja sama ISI dengan Guangxi Normal University dilakukan dalam rangkaikan "2019 China-ASEAN Vocational Education Exhibition and Forum".
"Arahnya tentu membuat link baru atau jalan baru untuk relasi antarperguruan tinggi. Sangat penting untuk membuka kerja sama dengan kampus-kampus di daratan China," katanya.
Baca juga: ISI Denpasar dan Petchaburi University Thailand mantapkan kerja sama
Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama tersebut rencananya diikuti dengan program pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, serta seminar atau pameran bersama.
"Akan sangat baik jika kita bisa mengimplementasikan MoU yang telah ditandatangani," ujar Garwa.
Selama berada di China, rombongan ISI Denpasar juga berkesempatan mengikuti pertemuan dengan para dosen dan profesor seni dari seluruh daratan China.
Terlepas dari upaya-upaya untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di mancanegara, Garwa menekankan bahwa ISI tetap akan mempertahankan dan memperkuat tradisi lokal.
"Tradisi memang harus dikuatkan sebelum menginjak ke tradisi yang modern. Sebaiknya tradisi jangan sampai tercabut dari akarnya, bagaimana tradisi jadi dasar landasan berpijak untuk melangkah selanjutnya," katanya.
Baca juga: ISI promosikan budaya Bali ke Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Lawatan kami belum lama ini ke China ini sejalan dengan visi ISI Denpasar yakni untuk menjadi pusat unggulan seni budaya berbasis kearifan lokal berwawasan universal," kata Rektor ISI Denpasar Prof I Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Senin.
Lawatan ke Negeri Tirai Bambu tersebut, menurut dia, juga ditujukan memperkuat jaringan kerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi di luar negeri.
"Kerja sama dengan pihak luar negeri harus terus digenjot. Jika ibarat bunga, keharuman dan keindahan ISI Denpasar membuat banyak pihak dari luar tertarik untuk bekerja sama," kata Prof I Gede Arya Sugiartha, guru besar seni karawitan.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Prof I Nyoman Artayasa menambahkan, ISI melakukan lawatan ke China karena perkembangan negara tersebut yang sangat luar biasa di berbagai bidang.
"Kita tahu China perkembangannya luar biasa, mudah-mudahan dengan penandatanganan MoU ini kita bisa menukar ilmu, mahasiswa, dan dosen," ujarnya.
Menurut Prof Artayasa, ISI ingin menjadikan Guangxi Normal University sebagai pintu masuk untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi lain di China.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar I Ketut Garwa mengatakan acara penandatanganan nota kesepahaman kerja sama ISI dengan Guangxi Normal University dilakukan dalam rangkaikan "2019 China-ASEAN Vocational Education Exhibition and Forum".
"Arahnya tentu membuat link baru atau jalan baru untuk relasi antarperguruan tinggi. Sangat penting untuk membuka kerja sama dengan kampus-kampus di daratan China," katanya.
Baca juga: ISI Denpasar dan Petchaburi University Thailand mantapkan kerja sama
Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama tersebut rencananya diikuti dengan program pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, serta seminar atau pameran bersama.
"Akan sangat baik jika kita bisa mengimplementasikan MoU yang telah ditandatangani," ujar Garwa.
Selama berada di China, rombongan ISI Denpasar juga berkesempatan mengikuti pertemuan dengan para dosen dan profesor seni dari seluruh daratan China.
Terlepas dari upaya-upaya untuk menjalin kerja sama dengan perguruan tinggi di mancanegara, Garwa menekankan bahwa ISI tetap akan mempertahankan dan memperkuat tradisi lokal.
"Tradisi memang harus dikuatkan sebelum menginjak ke tradisi yang modern. Sebaiknya tradisi jangan sampai tercabut dari akarnya, bagaimana tradisi jadi dasar landasan berpijak untuk melangkah selanjutnya," katanya.
Baca juga: ISI promosikan budaya Bali ke Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019