Kabupaten Jembrana menjadi daerah terakhir yang dikunjungi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam road show jelajah negeri di Provinsi Bali.
"Perjalanan kami di Provinsi Bali berakhir di Kabupaten Jembrana. Setelah ini, kami masih menjelajahi beberapa daerah lainnya," kata Deputi Bidang Pengawasan Internal Dan Pengaduan Masyarakat KPK Herry Muryanto, saat memberikan sambutan pembukaan road show lembaga anti korupsi tersebut di Negara, Selasa.
Ia mengatakan dalam jelajah negeri untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat luas dari pemberantasan korupsi ini, pihaknya mengunjungi 28 kabupaten di tiga provinsi yaitu Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Untuk Kabupaten Jembrana merupakan kabupaten ke 18 yang dikunjungi, sehingga masih ada 10 kabupaten lain yang akan pihaknya datangi.
Dalam kunjungan ke berbagai daerah, katanya, KPK bertemu dengan berbagai unsur masyarakat mulai dari pelajar, pegawai negeri, komunitas anti korupsi serta institusi lainnya untuk diajak bersama-sama memberantas korupsi di negeri ini.
"KPK tidak hanya melakukan penangkapan, tapi juga memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk bersama-sama memberantas korupsi. Kepada berbagai pihak, kami ajak untuk menanamkan budaya anti korupsi," katanya.
Sedangkan Bupati Jembrana I Putu Artha dalam sambutannya menyoroti rendahnya integritas aparatur negara, sebagai salah satu faktor utama terjadinya korupsi.
Ia mengatakan, integritas lebih bersifat moral dan mental, sehingga tidak hanya cukup dilakukan dengan penandatanganan pakta integritas yang lazim dilakukan aparatur negara.
"Integritas lebih pada perilaku, karakter dan mental. Jika selembar pakta integritas dibarengi dengan perilaku, karakter dan mental yang sesuai dengan pakta tersebut, maka pemberantasan korupsi akan lebih mudah dilakukan," katanya.
Untuk memberantas korupsi diperlukan sinergi semua elemen anak bangsa untuk sepakat tidak melakukan korupsi.
Terkait pencegahan korupsi di Kabupaten Jembrana, meskipun mengakui masih ada rongga atau celah, namun ia berkomitmen tidak memberikan ruang bagi terjadinya tindak pidana tersebut.
"Dengan kedatangan KPK ini kami mohon bimbingan dan masukan, untuk menutup celah terjadinya korupsi di pemerintahan kami. Kami juga minta masyarakat untuk berperan aktif dalam pemberantasan korupsi," katanya.
Menurut Sekda Jembrana I Made Sudiada yang juga menjadi ketua panitia penyambutan road show KPK ini, selama di kabupaten ujung Barat Provinsi Bali tersebut, berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi pencegahan korupsi dilakukan KPK dengan melibatkan banyak unsur masyarakat mulai pelajar, tokoh masyarakat, aparatur negara hingga aktivis anti korupsi.
Pantauan di lapangan, hari pertama kegiatan KPK di Jembrana diawali dengan memberikan pendidikan anti korupsi kepada murid TK sederajat, yang dikemas dalam dongeng dan permainan sesuai dengan usia mereka.
Kegiatan sosialisasi pencegahan korupsi yang akan berakhir Rabu (28/8) ini, memberikan ruang yang luas kepada pelajar, karena setelah murid TK kegiatan sejenis juga diperuntukkan bagi murid SD, SMP dan SMA.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Perjalanan kami di Provinsi Bali berakhir di Kabupaten Jembrana. Setelah ini, kami masih menjelajahi beberapa daerah lainnya," kata Deputi Bidang Pengawasan Internal Dan Pengaduan Masyarakat KPK Herry Muryanto, saat memberikan sambutan pembukaan road show lembaga anti korupsi tersebut di Negara, Selasa.
Ia mengatakan dalam jelajah negeri untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat luas dari pemberantasan korupsi ini, pihaknya mengunjungi 28 kabupaten di tiga provinsi yaitu Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Untuk Kabupaten Jembrana merupakan kabupaten ke 18 yang dikunjungi, sehingga masih ada 10 kabupaten lain yang akan pihaknya datangi.
Dalam kunjungan ke berbagai daerah, katanya, KPK bertemu dengan berbagai unsur masyarakat mulai dari pelajar, pegawai negeri, komunitas anti korupsi serta institusi lainnya untuk diajak bersama-sama memberantas korupsi di negeri ini.
"KPK tidak hanya melakukan penangkapan, tapi juga memberikan pendidikan kepada masyarakat untuk bersama-sama memberantas korupsi. Kepada berbagai pihak, kami ajak untuk menanamkan budaya anti korupsi," katanya.
Sedangkan Bupati Jembrana I Putu Artha dalam sambutannya menyoroti rendahnya integritas aparatur negara, sebagai salah satu faktor utama terjadinya korupsi.
Ia mengatakan, integritas lebih bersifat moral dan mental, sehingga tidak hanya cukup dilakukan dengan penandatanganan pakta integritas yang lazim dilakukan aparatur negara.
"Integritas lebih pada perilaku, karakter dan mental. Jika selembar pakta integritas dibarengi dengan perilaku, karakter dan mental yang sesuai dengan pakta tersebut, maka pemberantasan korupsi akan lebih mudah dilakukan," katanya.
Untuk memberantas korupsi diperlukan sinergi semua elemen anak bangsa untuk sepakat tidak melakukan korupsi.
Terkait pencegahan korupsi di Kabupaten Jembrana, meskipun mengakui masih ada rongga atau celah, namun ia berkomitmen tidak memberikan ruang bagi terjadinya tindak pidana tersebut.
"Dengan kedatangan KPK ini kami mohon bimbingan dan masukan, untuk menutup celah terjadinya korupsi di pemerintahan kami. Kami juga minta masyarakat untuk berperan aktif dalam pemberantasan korupsi," katanya.
Menurut Sekda Jembrana I Made Sudiada yang juga menjadi ketua panitia penyambutan road show KPK ini, selama di kabupaten ujung Barat Provinsi Bali tersebut, berbagai kegiatan edukasi dan sosialisasi pencegahan korupsi dilakukan KPK dengan melibatkan banyak unsur masyarakat mulai pelajar, tokoh masyarakat, aparatur negara hingga aktivis anti korupsi.
Pantauan di lapangan, hari pertama kegiatan KPK di Jembrana diawali dengan memberikan pendidikan anti korupsi kepada murid TK sederajat, yang dikemas dalam dongeng dan permainan sesuai dengan usia mereka.
Kegiatan sosialisasi pencegahan korupsi yang akan berakhir Rabu (28/8) ini, memberikan ruang yang luas kepada pelajar, karena setelah murid TK kegiatan sejenis juga diperuntukkan bagi murid SD, SMP dan SMA.***2***
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019