Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Eksport Indonesia (BPPEI) Direktoral Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan RI bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gianyar mengadakan pelatihan prosedur ekspor bagi para peserta "pilot project" kerajinan perak di Desa Celuk, Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali.
“Lewat pelatihan ini, kami harap dapat meningkatkan wawasan serta membantu para peserta pilot project hingga dapat memasarkan produknya secara online sehingga produk IKM/UMKM kita dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain," kata Kabid Perdagangan Disperindag Gianyar Heni Sriwahju, di Gianyar, Selasa.
Pelatihan yang diselenggarakan selama tiga hari (18-20 Juni 2019) tersebut dihadiri perwakilan dari BPPEI Setyaningsih dan Dari PT Antam Tbk diwakili oleh Manajer Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, Karsiman, di Mina Mas Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali.
Berdasarkan data di Disperindag Gianyar, di Desa Celuk saat ini terdapat sekitar 300 perajin perak, namun tidak semuanya beraktivitas karena beberapa kendala. "Seperti diketahui persaingan bebas dan keterbukaan informasi berdampak sangat luas bagi industri ekspor di Gianyar," kata Heni Sriwahju.
Menurut dia, untuk meningkatkan daya saing produk dan memperluas akses pemasaran secara global pemanfaatan teknologi informasi sangat mutlak dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan para perajin perak.
Kegiatan Workshop Prosedur Ekspor bagi peserta pilot project kerajinan perak itu diikuti oleh 30 orang perajin di Desa Celuk.
Sementara itu Perwakilan dari BPPEI Setyaningsih memaparkan selama tiga hari, peserta akan diberi materi tentang overview kegiatan ekspor, prosedur dan dokumen ekspor dan latihan pengajuan SKA (Surat Keterangan Asal/Certificate of Origin Service) secara online melalui e-SKA.
Materi akan diberikan oleh Hesty Dharmanita dari BPPEI. Pada hari kedua (19/6) materi akan diberikan oleh Untung Setyo Margono dengan bahan tata laksana kepabeanan di bidang ekspor, prosedur transportasi dan penanganan cargo export dan incoterms 2010.
Pada hari ketiga (20/6) akan diberikan materi oleh Sonny Setyawan meliputi sistem pembayaran ekspor, latihan membaca dan memahami L/C dan latihan pengisian dokumen ekspor.
Baca juga: Perajin perak Celuk diberi pelatihan untuk bangkit
Baca juga: Perajin Celuk Tetap Eksis di Era Globalisasi (Video)
Pada kesempatan itu, Setyaningsing menekankan pada para peserta untuk mengikuti pelatihan secara utuh, jangan ada yang absen, sebab materi yang diberikan berkaitan satu dengan yang lainnya.
“Materi yang kami sajikan berkaitan satu dengan yang lainnya, jika diikuti setengah setengah maka akan rugi sendiri,” tegas Setyaningsih.
Sedangkan Manajer Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari pihak PT ANTAM tbk, Karsiman, mengatakan pelatihan ini sudah kedua kalinya di Kabupaten Gianyar. Pada tahun pertama adalah mengenai pengembangan produk ekspor untuk perak dan tahun ini peserta diberikan materi tentang prosedur ekspornya.
Karsiman juga mengatakan tahun lalu sudah ada sembilan orang perajin perak Celuk yang menjadi mitra binaan program kemitraan PT ANTAM tbk, tahun ini diharapkan makin banyak para perajin yang mengitu jejak mereka. Selain bermanfaat di bidang bantuan permodalan, menjadi mitra binaan juga akan banyak mendapat berbagai fasilitas pelatihan.
Baca juga: Mendorong Pengrajin Emas Celuk Ber-HAKI
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019