Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali memberikan dukungan terhadap kegiatan ngaben massal yang dilakukan desa adat, karena bisa menekan biaya upacara tersebut.

Dukungan itu disampaikan Wakil Bupati I Made Kembang Hartawan saat menghadiri ngaben massal di Desa Adat Banyubiru, Kecamatan Negara Minggu (9/10) yang siaran persnya diterima Senin.

“Upacara ngaben merupakan bentuk rasa bhakti para sentana ke hadapan Ida Yang Leluhur (Dewa Pitara). Kami sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan krama atau masyarakat desa di sini, lantaran upacara yadnya seperti ini dilaksanakan secara kolektif," katanya.

Menurut dia, dengan dilaksanakan secara kolektif, biaya ngaben dapat diringankan. “Jangan ada rasa gengsi-gengsian, apalagi untuk melaksanakan yadnya. Ngaben massal dengan sistem gotong royong seperti ini tentu akan meringankan dari sisi biaya. Kebersamaan dan rasa kekeluargaan juga akan terjalin," katanya.

Semangat dan pelaksanaan ngaben kolektif  ini juga relevan dengan  Pancasila dan nilai-nilai konsep ajaran Bung Karno, sebagai salah satu ciri khas bangsa Indonesia yakni  membangun kebersamaan dengan pola  gotong royong.

“Apapun pekerjaan yang dilakukan secara gotong royong dan kebersamaan, akan terasa  ringan. Yang kurang mampu dibantu oleh yang lebih mampu. Ke depan agar tetap dipertahankan kegiatan seperti ini," katanya.

Sementara Ketua Panitia I Wayan Polden mengatakan, ngaben massal yang dilaksanakan itu diikuti oleh 6 peserta yang memungkah, 36 peserta  memukur serta 48 peserta ngelungah.

“Prosesi pengabenan kolektif ini dipuput oleh Ida Sulinggih dari Grya Alas Arum Desa Kaliakah serta Ida Sulinggih dari Grya Batuagung. Untuk prosesi meajar-ajar akan dilaksanakan pada Hari Selasa," katanya.

Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019