Negara (Antara Bali)- Kabupaten Jembrana terancam kehabisan obat rabies atau VAR, karena harga yang ditetapkan dalam e-katalog untuk pengadaan vaksin tersebut jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran.
"Untuk setiap pengadaan termasuk vaksin anti rabies, harga harus mengacu dari e-katalog yang dikeluarkan pemerintah pusat. Persoalannya, distributor obat tersebut menilai harganya terlalu rendah," kata Kepala Dinas Kesehatan Jembrana dr Putu Suasta MKes, di Negara, Selasa.
Menurutnya, harga VAR di pasaran saat ini mencapai Rp140 ribu perampul, sementara dalam e-katalog hanya Rp78 ribu, sehingga distributor tidak mau melayani pesanan dengan harga tersebut.
Ia mengatakan, untuk pengadaan obat tersebut, dalam APBD Induk 2015 dialokasikan dana Rp550 juta, yang rencananya akan ditambah dari APBD Perubahan agar persediaan cukup hingga bulan April 2016.
"Sebelum ada e-katalog, pengadaan VAR lancar-lancar saja, baru tahun ini tersendat karena ada selisih harga yang besar," ujarnya.
Menurutnya, kebutuhan VAR di Kabupaten Jembrana cukup tinggi, yaitu setiap bulan rata-rata menghabiskan 60 ampul, sementara saat ini persediaan tinggal 83 ampul.
Ia mengungkapkan, VAR yang dibeli dari dana APBD sangat meringankan pasien korban gigitan anjing yang potensial tertular rabies, karena harganya jauh dibawah apotek.
"Kalau beli di apotek harganya Rp140 ribu setiap ampul. Padahal pasien korban gigitan anjing minimal butuh empat ampul. Kalau harus membeli sendiri di apotek, jelas akan membebani masyarakat," katanya.
Untuk mengatasi kekosongan VAR, yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu dua bulan lagi, ia mengaku, sudah bersurat ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk minta obat tersebut, namun belum ada tanggapan.
Meski demikian, ia bisa memahami, karena kemungkinan provinsi juga mengalami hal yang sama dengan Pemkab Jembrana, yaitu terkait selisih harga VAR di e-katalog dengan pasaran.
"Kami akan berkoordinasi lagi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali, termasuk dinas kesehatan kabupaten/kota di provinsi ini, untuk mengusulkan penyesuaian harga antara e-katalog dengan distributor ke Kementerian Kesehatan," katanya.
Jika persediaan VAR di Jembrana habis, pihaknya akan memberikan pilihan kepada pasien akan dirujuk ke RSU Sanglah di Denpasar, atau membeli VAR sendiri di apotek.(GBI)
Jembrana Terancam Kehabisn Obat Rabies
Selasa, 10 Maret 2015 17:12 WIB