Jakarta (Antara Bali) - Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal
Madya TNI Hadiyan Sumintaatmadja mengatakan pesawat Hercules C-130 HS
yang jatuh di Papua masih layak terbang.
"Secara kelaikan pesawat
ini layak terbang, sisa jam terbang 9.000 jam terbang, semua kondisi
layak terbang," katanya saat jumpa pers di Halim Perdanakusuma, Jakarta
Timur, Minggu.
Ia menjelaskan bahwa pesawat Hercules itu terbang dalam misi latihan peningkatan kemampuan penerbang.
Dalam latihan terbang itu, penerbang yang saat ini berstatus kopilot diuji untuk bisa menjadi Kapten Pilot.
"Dan misi di Papua ini adalah tes. Uji coba salah satu latihan
bahwa nantinya para penerbang ini mampu mengoperasikan di manapun
berada," ujar Hadiyan.
Hadiyan mengatakan pesawat itu mungkin
jatuh karena faktor cuaca. Ia lantas menjelaskan bahwa ada lima faktor
yang harus diselidiki dan dianalisis dalam kecelakaan penerbangan, yakni
manusia, material, media, misi dan manajemen.
"Jadi, jangan terburu-buru menyimpulkan, karena perlu analisa.
Kita sudah kirim tim investigasi. Pangkoopsau II akan memimpin langsung
proses evakuasi di Wamena," katanya.
Pesawat Hercules bernomor A-1334 itu berangkat dari Timika pukul
05.35 WIT dan dijadwalkan mendarat di Wamena pukul 06.13 WIT, namun
hilang kontak pukul 06.09 WIT.
Pesawat itu diawaki 12 orang. Pilotnya Mayor Pnb Marlon A Kawer. Bersama mereka ada satu orang penumpang.
"Satu penumpang terusan dari Abdurrahman Saleh bernama Kapt Rino
dari Satuan Radar 242 Tanjung Warari, Biak juga menjadi korban," kata
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Ia menambahkan pesawat itu membawa Semen dengan berat sekitar 12 ton.
"Pengangkutan Semen tersebut resmi permintaan dari Pemprov Papua.
Kegiatan pengangkutan dengan menggunakan pesawat TNI AU untuk membantu
pembangunan di daerah," katanya. (WDY)
TNI AU Nyatakan Pesawat Hercules yang Jatuh Layak Terbang
Minggu, 18 Desember 2016 21:02 WIB