Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan masyarakat di daerahnya untuk mewaspadai kemungkinan teror pascapengungkapan bom panci di Bekasi, Jawa Barat.
"Kita harus waspada, tidak ada kata lain selain waspada dan berhati-hati. Kalau ada yang mencurigakan, cepat-cepat laporkan, jangan tunggu dulu," kata Pastika, di Denpasar, Jumat.
Demikian juga ketika ada orang-orang aneh yang berada tiba-tiba di sekitar kita, menurut mantan Kapolda Bali itu juga harus cepat dilaporkan.
"Mau dipagar betis bagaimanapun tidak bisa. Kita yang rasional saja, rasionalnya begitu. Tentu saja pihak keamanan yang berkompeten punya cara sendiri untuk mendeteksi itu (teroris-red), buktinya `kan `ketangkep`," ujarnya.
Meskipun demikian, Pastika meminta masyarakat untuk tidak paranoid atau ketakutan yang berlebihan hingga tidak mau keluar rumah sama sekali.
"Teror itu tujuannya untuk menakuti orang, kalau orang takut berhasil dia. Kalau orang `nggak takut, `nggak berhasil dia," ucap mantan Ketua Tim Investigasi Bom Bali I itu.
Pihaknya sangat berharap di Bali tidak sampai terjadi kembali peristiwa pengeboman seperti tahun 2002 dan 2005, sehingga aparat keamanan setempat diminta untuk terus melakukan deteksi dini dan meningkatkan kewaspadaan.
Beberapa hari lalu, Detasemen Khusus (Densus) 88 mengamankan tiga orang terduga teroris jaringan Bahrun Naim yakni Nur Solihin, Agus Supriyadi dan Dian Yulia Novi.
Mereka ditangkap di Bekasi, Sabtu (10/12). Ketiganya ditangkap karena diduga merencanakan pengeboman di Istana Negara dengan sasarannya adalah Paspampres.
Dalam penangkapan itu, polisi menemukan satu bom panci di kamar sewaan terduga teroris di Jalan Bintara Jaya 8, Kota Bekasi. (WDY)