Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Perindustrian mendorong industri
pulp dan kertas di Indonesia untuk menerapkan teknologi yang berwawasan
lingkungan dalam kegiatan produksinya agar meningkatkan daya saing
produk lokal di pasar global.
“Untuk itu, kondisi tersebut perlu
disikapi dengan mengaktifkan peran di bidang penelitian dan pengembangan
(litbang),†kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
(BPPI) Haris Munandar lewat keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Haris menyampaikan hal itu pada acara 2nd International Symposium on
Resource Efficiency in Pulp and Paper Technology (2ndREPTech) di
Bandung, Jawa Barat.
Ia menambahkan, isu produk hijau di sektor ini sering menjadi permasalahan dan perhatian di sejumlah negara, terutama Eropa.
Menurut Haris, kegiatan litbang yang dipacu mengarah kepada konsep
industri hijau, dimana proses produksinya mengutamakan pada upaya
efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.
“Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang
Perindustrian, sehingga upaya tersebut mampu menyelaraskan pembangunan
industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat,†paparnya.
Diketahui,
sebagian industri pulp dan kertas domestik telah mampu menghemat
penggunaan energi fosil dengan memanfaatkan lignin kayu dari limbah
produksi.
Lignin tersebut diproses menjadi lindi hitam pekat (heavy black liquor)
sebagai sumber bahan bakar untuk menjalankan mesin pabrik dan penerangan
di wilayah tersebut.
Bahkan, penggunaan lindi hitam pekat juga mampu menekan biaya produksi
di tengah tingginya harga gas di Indonesia sebagai kebutuhan energi di
sektor ini.
Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Andoyo
Sugiharto mengatakan, melalui simposium yang dilaksanakan hingga tanggal
17 November 2016 ini, diharapkan dari seluruh peserta yang hadir dapat
saling melakukan pertukaran informasi terbaru tentang perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di industri pulp dan kertas.
“Selain
itu, simposium ini juga dapat memperluas jejaring kerja sama litbang
dengan mempertemukan tokoh-tokoh penting di bidang riset dari perguruan
tinggi, instansi, asosiasi, dan lembaga riset baik dari dalam maupun
luar negeri,†paparnya.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 220 orang berasal dari kalangan industri,
peneliti dan tenaga ahli serta profesional di bidang pulp dan kertas.
Pada Simposium ini dipresentasikan sekitar 86 makalah yang terdiri 60 makalah oral dan 20 makalah poster.
Presentasi oral diantaranya disampaikan oleh tujuh pembicara dari Kanada, Perancis, Jepang, dan Indonesia.
Adapun tiga makalah berasal dari Asia Pulp and Paper, PT Valmet, dan PT
Tetrapack. Sebanyak 14 pembicara mewakili Jepang, Tiongkok, Malaysia,
dan Indonesia. (WDY)
Kemenperin Dorong Industri Kertas Terapkan Teknologi Hijau
Jumat, 18 November 2016 8:20 WIB