Denpasar (Antara Bali) - PT Jasa Marga Bali Tol menargetkan transaksi menggunakan uang elektronik hingga akhir 2016 mencapai 15 persen sejalan dengan Gerakan Nasional Nontunai.
"Kami optimis, apalagi sudah banyak bank meluncurkan program dan dari pemerintah juga mencanangkan pembayaran nontunai di seluruh gerbang tol," kata Direktur Operasional Jasa Marga Bali Tol, Ahmad Izzi di Denpasar, Senin.
Menurut dia, hingga September 2016 penggunaan uang elektronik di Tol Bali Mandara mencapai 11 persen dari rata-rata transaksi harian yang mencapai Rp320 juta.
Angka tersebut, kata dia, melonjak dibandingkan awal pertama jalan bebas hambatan di atas perairan pertama di Indonesia pada Oktober 2013 beroperasi yang baru mencapai sekitar dua persen.
Sebagian besar pengguna uang elektronik tersebut merupakan pengendara kendaraan roda empat dibandingkan pengendara sepeda motor.
Dengan adanya uang elektronik, pihaknya juga dapat menghemat waktu pengembalian menggunakan uang receh.
Setiap hari pihaknya harus menyiapkan sedikitnya 10 persen uang receh pecahan Rp500 dan Rp1.000 dari total rata-rata transaksi per hari.
Sedangkan uang pecahan kecil keseluruhan termasuk Rp500 dan Rp1.000 mencapai sekitar Rp150 juta per hari harus disediakan.
Metode pengembalian menggunakan uang tunai pun membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembayaran nontunai.
Rata-rata waktu transaksi menggunakan uang elektronik hanya memerlukan waktu 2,08 detik dengan menempelkan kartu elektronik pada mesin di gardu otomatis.
Sementara transaksi menggunakan uang tunai termasuk uang kembalian memerlukan waktu lebih dari delapan detik dan pembayaran tol menggunakan uang pas memerlukan waktu tiga detik.
Tol Bali Mandara dilengkapi satu gardu pembayaran otomatis yakni masing-masing empat unit di Pintu Gerbang Benoa dan Ngurah Rai dan tiga lainnya di Pintu Gerbang Nusa Dua.
Pembayaran uang elektronik di tol sepanjang sekitar 13 kilometer itu mengoperasikan sistem multibank yakni Bank Mandiri, BNI dan BRI.
Rata-rata per hari tol tersebut dilintasi sekitar 50.000 kendaraan per hari dengan komposisi 45 persen roda dua dan 55 persen roda empat atau lebih. (WDY)