Denpasar (Antara Bali) - Ribuan warga dan tokoh-tokoh masyarakat Bali akan berdoa bersama menebarkan aura kedamaian dalam acara bertajuk Gema Perdamaian ke-14 yang akan digelar 8 Oktober 2016 di Monumen Perjuangan Rakyat Bali.
"Berbagai etnis, agama, golongan dan suku, nantinya akan berbaur bersama melantunkan doa. Kami meyakini doa akan menghasilkan energi kosmik dan menebarkan aura positif sehingga kejadian buruk kemanusiaan tidak akan pernah terjadi lagi di Bali," kata Panitia Pengarah Gema Perdamaian ke-14, Made Suryawan, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, dipilihnya pelaksanaan Gema Perdamaian pada hari Sabtu yang terdekat dengan 12 Oktober, ini adalah simbolis untuk selalu mengingatkan dan waspada agar kejadian buruk Bom Bali yang terjadi di Kuta pada 12 Oktober 2002 tidak sampai terulang.
"Gema Perdamaian bagi kami adalah acara publik yang dicita-citakan sebagai warisan untuk berlangsung terus hingga anak cucu di masa mendatang karena pada dasarnya bertujuan membangun isu-isu damai yang dimulai dari dalam pikiran," ujar Suryawan.
Acara tersebut, selain diisi doa bersama sebagai acara utama, sebelumnya akan diisi berbagai atraksi seni, penampilan tarian sakral, eksebisi yoga dari para mahasiswa, penampilan anak-anak dengan pakaian khas daerah dari seluruh provinsi, penampilan barongsai, hingga acara Padayatra atau berjalan berkeliling lapangan.
Kegiatan Padayatra akan diiringi oleh arak-arakan Gong Perdamaian, Patung Garuda Pancasilan, bentangan kain Merah Putih sepanjang 100 meter, dan 100 lembar bendera Merah Putih.
"Doa bersama nantinya akan dipimpin oleh masing-masing perwakilan agama, selama masing-masing dua menit, dan setelah itu dilanjutkan dengan doa bersama seluruh peserta," ujar Suryawan.
Sedangkan usai doa bersama diisi dengan penyalaan 10 obor, menerbangkan 10 balon dan kembang api yang dibarengi dengan penampilan anak-anak berpakaian khas daerah," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Gema Perdamaian ke-14 Jero Jemiwi mengatakan dengan terus membesarnya dukungan dan partisipasi masyarakat dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa Gema Perdamaian telah menjadi kebutuhan bersama yakni kebutuhan akan rasa dan suasana damai.
"Kami mengundang 5-10 ribu warga untuk datang ke acara puncak Gema Perdamaian untuk bersama-sama berdoa dan masyarakat kami harapkan datang bersama keluarga sekaligus menikmati hiburan setelah doa," ujar Jero Jemiwi. (WDY)