Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengajak dan mengingatkan masyarakat setempat untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian, di tengah fenomena semakin meruncingnya kemunculan paham-paham perbedaan.
"Pesan perdamaian itu harusnya disampaikan setiap hari, karena perdamaian itu tujuan kita. Tidak ada yang menginginkan permusuhan. Kalaupun terjadi perang, ujungnya pasti untuk perdamaian," kata Pastika saat menerima panitia Gema Perdamaian ke-16, di Denpasar, Kamis.
Di tengah runcingnya perbedaan, Pastika meyakini pesan-pesan perdamaian perlu disampaikan, bahkan dengan cara yang paling sederhana namun secara tulus dari hati.
Selain itu, sudah saatnya gema perdamaian terdengar secara nasional bahkan global. Itu sebabnya, Pastika mengusulkan agar tokoh perdamaian dunia turut diundang dalam perhelatan ini.
Apalagi, Bali sudah semakin dikenal sebagai pulau perdamaian. "Di Universitas Udayana sudah ada Institute for Peace and Democracy yang menguatkan posisi kita sebagai pulau perdamaian dan demokrasi, Kawasan GWK pun diharapkan jadi markas World Cultural Forum," ucapnya.
Pastika menambahkan, semua elemen masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi pariwisata sepatutnya juga bersyukur dengan adanya gerakan-gerakan yang mengingatkan akan pentingnya perdamaian.
"Kita harus akui bahwa pesan-pesan perdamaian seperti ini membuat kepercayaan wisatawan meningkat sehingga pemulihan lebih cepat seperti yang dulu terjadi pasca-Bom Bali," ujar mantan Kapolda Bali itu.
Sementara itu, Ketua Panitia Gema Perdamaian ke-16, Kadek Adnyana mengatakan Gema Perdamaian tahun 2018 ini akan dimeriahkan dengan berbagai lomba seperti lomba duta perdamaian, lomba film pendek, blog dan lomba berbasis digital lainnya.
"Kami harapkan nantinya ada duta perdamaian yang bisa menyebarkan pesan-pesan kedamaian ke dunia dari Bali," kata Adnyana yang didampingi Steering Committee dan panitia lainnya.
Acara tahun ini juga akan dimeriahkan dengan sarasehan damai bersama para pengusaha di Bali dan puncaknya adalah kegiatan doa bersama pada 6 Oktober 2018 di Monumen Bajra Sandi, Denpasar. (WDY)