Jakarta (Antara Bali) - Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
menjadi tuan rumah pertemuan Asia Pacific Regional Arbitration Group
(APRAG) atau Forum Arbitrase Asia Pasifik yang bakal digelar di Nusa
Dua, Bali pada 6-8 Oktober 2016.
Pertemuan di Indonesia itu akan
mengambil tema "The Rise of International Commercial Arbitration and
Developments Investment Treaty Arbitration : Asia's Response".
Menurut
Ketua BANI, M. Husseyn Umar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta,
Kamis (1/9), tema itu diambil karena kawasan-kawasan di dunia dan Asia
pada khususnya, telah mengalami perkembangan yang sangat besar dari
arbitrase komersial (arbitrase sektor bisnis) di tingkat internasional.
"Dalam kawasan-kawasan ini, arbitrase dilihat sebagai metode
pilihan untuk penyelesaian sengketa yang terjadi antara investor dengan
suatu negara (ISDS). Perkembangan-perkembangan ini sangat menarik tetapi
juga menantang terutama untuk institusi-institusi arbitrase di kawasan
Asia," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan pertumbuhan arbitrase di sektor bisnis
telah meningkat, utamanya adalah isu seperti keragaman dan penyatuan
dalam pelaksanaan arbitrase.
"Demikian juga terkait peningkatan sengketa dari sektor penanaman
modal telah memicu sejumlah negara memberikan respons yang beragam
terhadap ISDS," katanya.
Menurut M. Hussyen, konferensi APRAG 2016 akan memberikan forum
yang menarik di mana ahli-ahli arbitrase dari seluruh dunia bertemu dan
berdiskusi bersama serta mencari solusi untuk masalah yang belakangan
ini terjadi, terutama tentang perkembangan arbitrase dan pakta arbitrase
penanaman modal.
Ia memaparkan konferensi ini akan membahas isu-isu seperti
keragaman dan penyatuan dari pelaksanaan arbitrase di Asia, pendanaan
dan biaya dalam investasi serta arbitrase sektor bisnis, dan arbitrase
penanaman modal di Asia.
"Selain itu, prospek untuk harmonisasi arbitrase investasi dan
komersial di dalam komunitas ekonomi baru ASEAN dan perkembangan dari
tiap anggota serta prospek untuk melakukan kerja sama," tuturnya.
Selain akan dihadiri oleh para arbitrer lokal, APRAG akan dihadiri
pula oleh para arbitrer internasional, para ahli hukum, pemerintah, dan
para pelaku usaha.
Menurut rencana, APRAG 2016 akan dibuka oleh Ketua Mahkamah Agung,
Hatta Ali dan didampingi oleh Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri
(KADIN) Indonesia, Rosan P Roeslani.
Seperti diketahui, BANI dibentuk pada 1977 atas inisiatif KADIN
karena kepentingan para pengusaha untuk membuat lembaga yang bisa
menengahi para pelaku usaha yang bersengketa.
"Kami harapkan melalui APRAG 2016, kita dapat memanfaatkan
kesempatan terbaik ini untuk mendapatkan pencerahan dari ahli-ahli
arbitrase terkemuka dan memperluas jaringan arbitrase, menyusul adanya
berbagai jenis sengketa bisnis yang berkembang dengan diberlakukannya
perdagangan bebas," ucap M. Hussyen.
Seperti diketahui, arbitrase merupakan suatu cara untuk
menyelesaikan sengketa bisnis di luar pengadilan negara. Para pengusaha
melakukan upaya arbitrase karena prosesnya cepat, murah, dan
kerahasiaannya terjamin.
Keputusan dalam arbitrase dilandaskan pada perjanjian yang equal dan disepakati oleh kedua belah pihak yang bersengketa. (WDY)
Forum Arbitrase Asia Pasifik Digelar di Bali
Jumat, 2 September 2016 7:58 WIB