Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah akan terus mendorong agar perguruan tinggi berperan serta melakukan inovasi melalui perkembangan teknologi untuk mendukung kemajuan industri.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan hal itu dalam Orasi Ilmiah pada Sidang Terbuka Peringatan 96 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia di kampus Institut Teknologi Bandung. "Saya berharap diusianya yang menjelang seabad ini, perguruan tinggi teknik dapat lebih berkontribusi dalam pembangunan ekonomi Indonesia," kata Airlangga lewat siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Kontribusi tersebut, lanjut Airlangga, khususnya pembangunan teknologi yang dapat menunjang perekonomian secara luas dan tentunya secara lebih khusus bagi industri nasional.
Menurutnya, tantangan perguruan tinggi saat ini adalah mendorong pembangunan sumber daya manusia yang terampil dengan keahlian tertentu sesuai kebutuhan dunia kerja. “Itu yang harusnya menjadi prioritas, agar generasi kita siap bekerja," tukas Airlangga.
Kedepan, ia mengusulkan pendidikan vokasional di bidang industri untuk SMK hingga D1 dan D2, dengan porsi pengajaran 60 persen di praktek lapangan dan 40 persen di kelas. Sehingga, ada program magang minimal tiga bulan per semester.
Pemerintah juga giat mendorong kepada pelaku industri untuk mendirikan politeknik, di mana saat ini industri tekstil dan otomotif yang sudah mengimplementasikan.
Program pendidikan dual system ini didorong agar jadi gerakan oleh industri swasta atau BUMN, di mana urikulumnya akan dikoordinasikan dengan Kementerian Ketenagakerjaan serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam orasi ilmiah yang berjudul “Konsolidasi Nasional dalam Implementasi Pembangunan Industriâ€, Airlangga menyampaikan bahwa sinergitas antara dunia usaha dan perguruan tinggi juga perlu didorong untuk mendirikan lembaga-lembaga pendidikan vokasional, khususnya di sekitar kawasan-kawasan industri sesuai industri unggulan yang ada disetiap wilayah.
Kontribusi dunia pendidikan bagi perkembangan sektor industri juga diwujudkan melalui pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas melalui sistem pendidikan dan penumbuhan kewirausahaan. Kementerian Perindustrian menargetkan untuk mencetak 200.000 wirausahawan Industri Kecil Menengah (IKM) sebagai salah satu pilar penting yang perlu untuk terus ditingkatkan. (WDY)