Denpasar (Antara Bali) - Peranan subsektor peternakan di Bali dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) meningkat tipis hanya 0,52 persen, dari 114,80 persen pada bulan Mei 2016 menjadi 115,40 persen pada bulan Juni 2016,
"Subsektor peternakan terdiri atas usaha ternak besar, kecil, unggas dan hasil ternak lainnya perannya mulai mengalami kenaikan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, secara umum kenaikan subsektor peternakan tersebut berkat indeks harga yang diterima petani (lt) mengalami kenaikan sebesar 0,73 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen.
Terjadinya kenaikan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh naiknya harga pada hampir semua kelompok, kecuali kelompok ternak kecil yang turun 0,01 persen.
Sedangkan kelompok ternak besar mengalami penurunan 0,01 persen. Kelompok ternak besar naik 0,70 persen, unggas 1,60 persen dan hasil ternak 1,41 persen.
Adi Nugroho menambahkan, secara umum beberapa komoditas peternakan yang mendorong kenaikan indeks harga yang diterima petani antara lain sapi potong, telur ayam ras, ayam buras dan ayam pedaging.
Pada sisi lain kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh meningkatnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,03 persen serta indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,24 persen.
Persediaan sapi di Bali menjelang lebaran menurut Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat Putu Sumantra cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadhan dan Lebaran.
Jumlah sapi jantan yang siap dipotong sebanyak 76.700 ekor. Dari jumlah tersebut, kuota sapi untuk dikeluarkan atau diantarpulaukan 45 ribu, dan sisanya 31.700 ekor untuk pemotongan lokal. Selain itu, masih ada sapi betina yang tidak produktif sekitar 20 ribu ekor.
Hingga April 2016, sapi yang dikeluarkan dari Bali sekitar 12 ribu ekor dan rata-rata pemotongan lokal perbulan berkisar 2.500-3.000 ekor. Jadi, ketersediaan sapi di Bali sesungguhnya masih banyak," ucap Sumantra.
Adi Nugroho menjelaskan, subsektor peternakan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTB Bali.
Dari lima subsektor tersebut empat di antaranya mengalami peningkatan dan satu subsektor yang menurun yakni tanaman pangan sebesar 0,39 persen.
Keempat subsektor yang mengalami kenaikan selain subsektor peternakan juga hortikultura 0,28 persen, subsektor perikanan 1,36 persen, dan subsektor perkebunan 1,98 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)