Denpasar (Antara Bali) - Direktur Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dr Bagus Darmayasa mengatakan jumlah pasien gangguan jiwa yang harus menjalani perawatan di rumah sakit tersebut kondisinya hampir memenuhi kapasitas tempat tidur yang tersedia.
"Kami harus melakukan `droping` karena jumlah tempat tidur terbatas hanya 400, sedangkan rata-rata tingkat hunian pasien 375-380 orang," kata dr Bagus, di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, tidak jarang pasien yang sudah dikembalikan pada pihak keluarga setelah menjalani perawatan selama 180 hari, gangguan jiwanya kembali kambuh dan ujung-ujungnya harus kembali dirawat pada RSJ yang terletak di Kabupaten Bangli itu.
"Penyebab kambuhnya itu karena seringkali ketika pasien kembali ke rumah justru tidak diperhatikan oleh pihak keluarga. Padahal ketika berada di RSJ, dari jam makan saja mereka dibuat teratur," ucapnya.
Dia mengatakan, penderita gangguan jiwa adalah orang yang pikirannya kosong dan hatinya tidak tersentuh kasih sayang. Oleh karena itu, selama menjalani perawatan di RSJ, para petugas berkewajiban untuk mengisi kekosongan tersebut dengan cara memberikan kasih sayang.
Pasien gangguan jiwa yang dirawat di RSJ Provinsi Bali itu mayoritas mengidap schizophrenia dan rata-rata sebelumnya dipicu oleh persoalan sosial ekonomi.
dr Bagus menambahkan, di rumah sakit yang dipimpinnya itu juga dihadapkan pada persoalan jumlah dokter umum dan psikiater yang masih kurang karena aturan idealnya itu satu dokter untuk 10 pasien
Sedangkan kondisi saat ini, di RSJ baru terdapatt 15 dokter umum dan enam orang psikiater. "Kami sebelumnya juga sudah membuat kajian tentang kondisi ini dan sudah disampaikan kepada Gubernur Bali," katanya.
Persoalan lainnya adalah RSJ Provinsi Bali juga harus merawat sekitar 45 orang pasien telantar karena tidak diterima kembali oleh pihak keluarnya.
"Padahal biaya perawatan untuk satu pasien telantar itu cukup tinggi sekitar Rp2-3 juta," ucap dr Bagus.
Di sisi lain, dia mengharapkan pemerintah kabupaten/kota di Bali juga lebih memperhatikan pasien gangguan jiwa karena pihaknya tidak lagi bisa turun keliling ke puskesmas-puskesmas untuk memberikan pelayanan seperti pada beberapa tahun sebelumya. (WDY)
Kapasitas RSJ Provinsi Bali Hampir Penuh
Rabu, 6 April 2016 13:58 WIB