Denpasar (Antara Bali) - Antropolog dari Universitas Indonesia Nurmala
Kartini Sjahrir mengatakan pemerintah perlu melakukan sosialisasi secara
menyeluruh terkait rencana revitalisasi berbasis reklamasi Teluk Benoa.
Dengan cara itu masyarakat memahami betul makna reklamasi yang
berarti pemulihan kembali suatu daerah kepada fungsi sebenarnya, kata
Nurmala Kartini di Denpasar, Minggu.
"Sosialisasi secara holistik soal manfaat reklamasi harus
ditingkatkan sehingga masyarakat mengerti betul apa maksud dan tujuan
dari keputusan melakukan reklamasi suatu wilayah tertentu," katanya.
Usai memberikan ceramah soal perubahan iklim pada "Youth for Climate
Camp" yang diikuti sekitar 300 pelajar dan mahasiswa, Nurmala
menjelaskan reklamasi berasal kata dari "re-claim", yang berarti upaya
memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi suatu kawasan
hutan yang rusak agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan
peruntukannya.
Reklamasi tidak selamanya harus dilihat dari sisi negatif, namun
juga sisi positif yaitu bisa menghidupkan daerah dan fungsi area lebih
optimal, khususnya bagi kepentingan ekonomi masyarakat dan wisata di
daerah.
Jadi, tambah mantan Dubes RI untuk Argentina ini, reklamasi
seharusnya tidak menjadi masalah sepanjang telah dilakukan melalui
kajian mendalam dan lolos dari uji amdal.
"Di zaman Orde Baru amdal bisa dimanipulasi. Namun di era
ketebukaan saat ini jangan coba-coba untuk bermain soal amdal, bisa
berujung pada kasus hukum bagi mulai dari pengusul amdal hingga pejabat
pada instansi terkait," tegasnya.
Doktor dari Boston University, Amerika Serikat tahun 1982 ini
menambahkan pemerintah baik pusat maupun daerah khususnya Kabupaten
Badung perlu memperbaiki komunikasi bagaimana revitalisasi berbasis
reklamasi Teluk Benoa sejelas-jelasnya sampai ke seluruh lapisan
masyarakat.
"Pada dasarnya pro dan kontra merupakan hal yang wajar, namun
menolak tanpa solusi dan mengabaikan begitu saja juga merupakan sikap
yang tidak bertanggung jawab," tandasnya.
Untuk itu saat ini yang diperlukan adalah suatu dialog cerdas
antara pihak-pihak yang bersinggungan yang difasilitasi Pemerintah,
karena kalau tidak, proses pembangunan ini akan berjalan di tempat. (WDY)
Reklamasi Teluk Benoa Perlu Sosialisasi Holistik
Minggu, 3 April 2016 19:37 WIB