Denpasar (Antara Bali) - Inflasi daerah perdesaan di Bali pada Maret 2016 sebesar 0,33 persen atau lebih rendah dibandingkan inflasi perdesaan tingkat nasional pada bulan yang sama tercatat 0,95 persen.
"Dari 33 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei, seluruhnya mengalami inflasi, tidak ada satupun daerah perdesaan di nusantara yang mengalami deflasi," kata Kepala BPS Bali Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Dikatakan, inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,82 persen dan terendah di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,05 persen.
Hasil pemantauan harga-harga di daerah pedesaan di Bali pada bulan Maret 2016 menunjukkan nilai tukar petani (NTP) mengalami 0,54 persen dari 105,42 persen pada Februari 2016 menjadi 104,86 persen pada Maret 2016.
Demikian pula dari sisi indeks yang dibayar petani (lb) mengalami penurunan sebesar 0,26 persen yakni dari 127,26 pada bulan Februari menjadi 126,93 persen pada bulan Maret 2016.
Adi Nugroho menjelaskan, sementara dari sisi indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen dari 120,71 persen menjadi 121,04 persen.
Dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, empat diantaranya mengalami penurunan, satu-satunya subsektor peternakan yang mengalami kenaikan yakni sebesar 0,17 persen.
Empat subsektor lainnya yang mengalami penurunan meliputi tanaman pangan 1,59 persen, hortikultura 0,73 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,27 persen dan subsektor perikanan 1,49 persen, tutur Adi Nugroho. (WDY)
Inflasi Perdesaan Bali Lebih Rendah Dari Nasional
Sabtu, 2 April 2016 9:32 WIB