Jakarta (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai bahwa penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir ini sebagai respon positif dari serangkaian kebijakan dan paket deregulasi yang diberikan pemerintah.
"Kalau berbicara mengenai rupiah yang semakin menguat semakin membaik itu artinya adalah kebijakan-kebijakan paket deregulasi yang kita berikan juga kebijakan yang ada di BI, di OJK direspon positif oleh dunia usaha, oleh investasi," kata Presiden usai meresmikan Pusat Logistik Berikat (PLB) di kawasan industri Cipta Krida Bahari, Cakung, Jakarta Utara, Kamis.
Presiden mengatakan, berbagai kebijakan yang diberikan Pemerintah RI dan respon dunia usaha yang positif memungkinkan adanya arus uang, arus modal masuk (capital inflow).
Hal itu, menurut Presiden, otomatis mendorong nilai tukar rupiah yang semakin menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Walau demikian, Presiden Jokowi juga tidak membantah bahwa faktor eksternal turut serta mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
"Dua-duanya, kalau kamu nggak melakukan deregulasi, nggak akan berpengaruh apa-apa," kata Presiden kepada wartawan.
Presiden juga menegaskan, pemerintah hanya berupaya sekuat tenaga untuk mengendalikan nilai tukar sehingga kemudian dunia usaha memberikan responnya.
"Kalau mereka melihat yang kita lakukan ini baik, mereka akan merespon positif," demikian Presiden Jokowi.
Awal pekan ini atau memasuki pekan kedua Maret, nilai tukar rupiah terbadap dolar semakin menguat, bahkan memasuki level Rp12.000.
Banyak analisis memperkirakan penguatan rupiah akan terus terjadi dalam beberapa waktu ke depan. (WDY)