Jakarta (ANTARA) -
Analis pasar uang Rully Nova mengatakan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang berjalan aman dan damai mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Dengan euforia hasil quick count (hitung cepat) pilpres, rupiah bisa menguat sampai dengan Rp15.400 sampai satu pekan ke depan," kata Rully kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Analis dari Bank Woori Saudara itu menuturkan aliran modal asing juga berlanjut masuk ke pasar keuangan Indonesia karena pemilu berjalan damai dan diproyeksikan satu putaran sehingga menjadi sentimen positif bagi penguatan rupiah.
Lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa lalu menyerap dana Rp24 triliun dengan oversubscribed lebih dari dua kali, dan masih berpotensi masuknya modal asing ke dalam negeri atau capital inflow sebesar Rp12 triliun lagi sampai dengan akhir bulan ini.
Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei termasuk dari Charta Politika Indonesia dan Lembaga Survei KedaiKOPI pada Rabu (14/2) menyatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul.
Pemilihan presiden dan wakil presiden RI 2024 diikuti oleh tiga pasangan, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar selaku nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.
Sesuai dengan Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari sampai 20 Maret 2024.
Namun menurut Rully, penguatan rupiah akan dibatasi oleh faktor eksternal seperti sentimen terkait arah kebijakan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) ke depan.
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi naik 22 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.582 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.604 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah pada Kamis pagi menguat menjadi Rp15.582 per dolar AS