Denpasar (Antara Bali) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali merancang fitur layanan harga produsen yang dimuat dalam laman Sistem Infomasi Harga Komoditas Strategis (SiGapura).
"Kami berharap dengan ini Bali menjadi `pilot project` (percontohan) di Indonesia," kata Wakil Ketua TPID Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Minggu.
Ia menargetkan pada 1 April 2016, fitur harga produsen sudah rampung dan diharapkan menjadi acuan bagi para produsen dalam menetapkan harga.
Sebelumnya dalam lama sistem informasi harga pangan tersebut telah dimuat harga komoditas untuk konsumen yang diperbaharui setiap hari.
Apabila ada kenaikan harga, maka pemangku kebijakan bisa melakukan langkah yang cepat dan tepat setelah melihat pergerakan harga komoditas pada Sigapura itu.
Sehingga potensi meningkatnya inflasi bisa ditanggulangi oleh instansi terkait.
"Kami prediksi inflasi empat plus minus satu persen, artinya inflasi bisa tiga atau lima persen," ucapnya.
Pemantauan harga sendiri dilakukan oleh kontributor dari Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perikanan, dan Dinas Perindustrian Perdagangan yang ada di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali.
Para kontributor tersebut memantau pergerakan harga 73 komoditas penyumbang inflasi di 17 pasar di Bali.
Dengan tersedianya penambahan informasi data harga pada level produsen diharapkan dapat mengurangi ketimpangan informasi harga komoditas baik di level produsen dan konsumen yang akhirnya dapat memberikan manfaat bagi para petani, peternak, nelayan, dan konsumen. (WDY)
TPID Bali Rancang Layanan Harga Produsen Sigapura
Minggu, 6 Maret 2016 15:08 WIB