Banyuwangi (Antara Bali) - Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah
Azwar Anas berharap Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
segera menemukan penyebab tenggelamnya kapal Ravelia II di Perairan
Selat Bali.
"Saya harap Sabtu akhir pekan ini juga, KNKT sudah hadir di Banyuwangi.
KNKT kami harap segera lakukan penyelidikan dan investigasi penyebab
kapal ini tenggelam. Ini untuk segera menyudahi spekulasi sebab
musababnya," kata Anas dalam rapat koordinasi di Banyuwangi, Jumat (4/3)
malam.
Menurut Anas, penyebab tenggelamnya kapal hingga kini belum diketahui
dengan pasti, meskipun ada dugaan kapal milik perusahaan pelayaran PT
Darma Bahari Utama ini bocor.
"Kami belum bisa mengetahui apa penyebab pastinya. Masih butuh
investigasi lebih lanjut dari pihak yang lebih berwenang, semisal KNKT,"
kata GM ASDP ketapang Banyuwangi M Yusuf Hadi yang turut hadir dalam
rakor tersebut.
Kehadiran KNKT, menurut Anas, sangat mendesak lantaran semua calon
penumpang pengguna transportasi laut membutuhkan kepastian
keselamatannya. Apalagi, jalur Ketapang - Gilimanuk dan sebaliknya
tergolong rute pelayaran dengan intensitas tinggi.
"Rekomendasi KNKT ini sangat penting dan mendesak. Semua calon penumpang
pasti ingin tahu penyebab kapal tenggelam ini, apalagi kita tahu arus
Selat Bali ini tergolong kuat. Pasti mereka butuh kepastian akan
keselamatannya," ujar Anas.
Selain meminta KNKT segera melakukan penyelidikan, Anas juga meminta
agar otoritas pelabuhan lebih tegas menegakkan aturan tentang tonase dan
kapasitas maksimum penumpang.
Hal itu, katanya, karena data jumlah penumpang yang menjadi korban yang
dimiliki oleh Syahbandar Gilimanuk Bali dengan hasil pendataan di posko
korban di Banyuwangi berbeda.
"Simpang siurnya kepastian jumlah korban implisit membuktikan aturan
tentang tonase indikasi dilanggar. Untuk itu, kami minta aturan semacam
ini lebih diperketat. Bukan hanya maksimum kapasitas saat di pelabuhan,
namun jembatan timbang juga harus ambil sikap. Jangan sekedar ditilang,
namun juga diberi sanksi lain yang lebih tegas," ujar Anas.
Ia menyebutkan bahwa hingga kini penumpang yang dinyatakan hilang lima
orang. Selain nakhoda, mualim I, serta seorang ibu dan bayinya, terdapat
satu kru truk yang ternyata juga belum ditemukan.
"Setelah rakor tadi, ternyata ada laporan masuk dari penumpang lain yang
menyatakan sopir salah satu truk yang sekapal dalam pelayaran tadi
belum diketahui kabarnya," katanya.
Mengacu pada laporan penumpang tersebut, data yang dikeluarkan oleh
posko penyelamatan KMP Ravelia II, jumlah orang di dalam kapal meningkat
menjadi 81 orang dari sebelumnya 80 orang.
"Tim terus bekerja melakukan pencarian," kata Anas yang pada Jumat malam
juga langsung ke rumah sakit untuk mengecek perawatan korban. (WDY)
KNKT Diharapkan Segera Temukan Penyebab Ravelia Tenggelam
Sabtu, 5 Maret 2016 10:46 WIB