Semarang (Antara Bali) - Pakar gizi dr Grace Judio-Kahl mengatakan kepraktisan seringkali dijadikan alasan mengabaikan sarapan, padahal sarapan sangat penting bagi tubuh dalam beraktivitas.
"Setelah berpuasa antara 8-9 jam di malam hari, tubuh perlu menggantikan asupan gizi yang terpakai saat tidur," katanya di sela Kampanye Sarapan Sehat Nestle Indonesia di Semarang, Minggu.
Menurut dia, sarapan yang mengandung asupan gizi di pagi hari dapat memenuhi sekitar 15-25 persen kebutuhan total energi setiap hari dan mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.
Namun, kata dokter yang juga pemerhati gaya hidup itu, menu sarapan harus diperhatikan, terutama komponen-komponen yang harus tercukupi, seperti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
Karbohidrat, lanjut dia, berfungsi sebagai sumber energi, protein sebagai zat pembangun pertumbuhan sel, kemudian vitamin dari buah dan sayur, serta mineral untuk membantu metabolisme.
"Kelengkapan komponen ini penting agar dapat memberikan kebutuhan energi dan gizi untuk mengoptimalkan kemampuan, terutama bagi anak-anak dalam berpikir selama belajar di sekolah," katanya.
Maka dari itu, Grace mengajak masyarakat untuk tidak mengabaikan sarapan, terutama kaum ibu dengan menyiapkan menu sarapan yang sehat dan praktis bagi anak-anaknya sebelum bersekolah.
Sementara itu, Nutrition, Health, and Wellness Manager Nestle Indonesia Mira Susanti mengatakan Nestle ingin meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya sarapan dengan kampanye itu.
"Sasarannya seluruh masyarakat dari lintas umur. Sebab, pentingnya sarapan ini bisa meningkatkan fokus, baik untuk anak-anak selama belajar di sekolah maupun orang tua saat bekerja," katanya.
Meski demikian, ia mengakui sasaran pentingnya kalangan anak-anak karena dari penelitian kesehatan yang dilakukan ternyata antara sarapan dengan prestasi anak sekolah sangat berkaitan.
Kampanye Sarapan Sehat Nestle Indonesia bertema "Awali Hari dengan Sarapan Bernutrisi" pada tahun ini diselenggarakan di Medan, 21 Februari lalu, kemudian dilanjutkan di Semarang, 28 Februari ini.
"Kami berharap masyarakat lebih memahami bahwa membuat sarapan ternyata tidak rumit dan hanya butuh waktu singkat. Makanya, biasakan sarapan sebelum memulai aktivitas sehari-hari," katanya. (WDY)
Kepraktisan Sering Jadi Alasan Abaikan Sarapan
Minggu, 28 Februari 2016 15:17 WIB