Jakarta (ANTARA) - Partai final All England 2025 yang ditapaki Bagas Maulana/Leo Rolly Carnando adalah final ketujuh yang dicapai ganda putra Indonesia dalam sembilan edisi terakhir All England Open.
Jika saja tak terjadi insiden pelanggaran aturan karantina COVID-19 pada 2021, maka dalam delapan tahun terakhir ganda putra Indonesia bisa mencapai final delapan edisi turnamen bulu tangkis paling bergengsi ini.
Dari delapan edisi berturut-turut sebelum All England 2025, enam edisi di antaranya dijuarai oleh pasangan-pasangan Indonesia.
Itu termasuk tiga edisi terakhir ketika Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana mengangkat trofi juara pada 2022 dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menduplikasi pencapaian itu pada 2023 dan 2024.
Kini, pada All England 2025, Bagas yang kali ini berpasangan dengan Leo mencapai lagi final setelah memenangkan partai All Indonesia Semifinal dengan Sabar Karyaman Gutama/Muhammad Reza Pahlevi Isfahani dalam pertarungan tiga gim yang menegangkan Minggu dini hari WIB tadi.
Pada All England tahun ini, empat ganda putra Indonesia mencapai babak 32 besar, tapi dua di antaranya sudah harus saling menyingkirkan pada babak 16 besar sehingga memupus skenario lebih dari dua pasangan mencapai semifinal.
Ambruknya juara bertahan Rian/Fajar pada babak 32 besar di tangan pasangan China, Liu Yi/Chen Boyang, dalam tiga gim yang menegangkan, telah mencoret sama sekali skenario itu.
Total, setidaknya dalam 20 tahun terakhir, untuk kelima kalinya Indonesia menempatkan lebih dari satu wakil dalam semifinal ganda putra All England, setelah edisi 2023, 2022, 2019, dan 2014.
Bahkan dalam All England 2022, Indonesia menempatkan tiga pasangan yang kemudian menciptakan All Indonesia Final ketika Fikri/Bagas berhadapan dengan Mohammad Ahsan/Hendra Gunawan dalam partai puncak.
Baca juga: Ganda putra Leo/Bagas ke final All England 2025 setelah kalahkan Sabar/Reza
Final ganda putra sesama Indonesia itu kemudian diputar ulang oleh Fajar/Rian dan Fikri/Bagas pada edisi 2023.
Dengan demikian, Bagas Maulana sudah dua kali mencapai final All England dalam empat edisi terakhir.
Kini, dia bersama Leo Rolly Carnando, bersiap menghadapi ganda terkuat di dunia saat ini, Kim Won Ho/Seo Seung Jae, dalam final yang dilangsungkan Minggu malam nanti di Utilita Arena Birmingham, Inggris.
Apa pun hasil final nanti, pencapaian Bagas/Leo telah mengukuhkan dominasi Indonesia dalam ganda putra.
Mereka juga menyelamatkan muka bulu tangkis Indonesia yang tahun ini hanya bisa mengandalkan pasangan-pasangan ganda putra untuk mencapai semifinal dan final All England.
Ganda campuran dan tunggal putra bahkan gagal mencapai perempat final, sedangkan wajah tunggal putri diselamatkan oleh Gregoria Mariska Tunjung yang menyerah 15-21, 17-21 kepada Han Yue dari China pada perempat final.
Seperti hampir dalam segala edisi All England sejak awal 1980-an, China selalu menempatkan lebih dari satu wakil, dan bahkan hampir semua nomor. Dan pada 2025, mereka hanya absen dalam final ganda putri yang mempertemukan dua pasangan Jepang.
Standard bulu tangkis
All England memang cuma satu dari sekian turnamen bulu tangkis. Tetapi semua pebulu tangkis, atau bagian terbesar atlet bulu tangkis, memandang All England sebagai turnamen bergengsi sangat tinggi, bahkan dibandingkan dengan empat turnamen BWF Super 1000 lainnya, yakni Indonesia Open, China Open dan Malaysia Open.
Ini adalah turnamen bulu tangkis tertua yang menjadi standard bulu tangkis global sejak 1899.
Semua atlet elite bulu tangkis dunia berusaha sekeras mungkin mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam turnamen ini, termasuk Tai Tzu Ying, pebulu tangkis Taiwan yang gantung raket begitu kalah dari Ratchanok Intanon dalam Olimpiade 2024.
"Saya selalu ingin mengeluarkan kemampuan terbaik saya dan tidak ingin meninggalkan kenangan buruk dalam turnamen yang sangat saya sukai ini," kata juara tunggal putri All England edisi 2017, 2018 dan 2020, itu.
Atlet-atlet Indonesia, termasuk Bagas/Leo, pun begitu. Mereka bertarung habis-habisan poin per poin.
Baca juga: Indonesia raih satu tiket final All England dari ganda putra
Seperti kebanyakan pendahulunya dari Indonesia, Bagas/Leo juga bertarung habis-habisan sampai harus melalui babak perempat final dan semifinal dengan drama tiga gim yang penuh adrenalin.
Mereka juga melewatkan pertarungan dua gim yang sama mendebarkannya, melawan rekan senegara mereka yang lain, Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin pada babak 16 besar.
Tapi yang menarik dari ganda putra, adalah konsistensi mereka untuk tampil dalam partai puncak turnamen bergengsi seperti All England, walau dalam empat edisi terakhir Olimpiade, mereka gagal mempersembahkan medali kepada Indonesia.
Sayang, dari semua ganda putra itu, hanya Fajar/Rian yang menyeruak ke peringkat 20 besar BWF. Pasangan ini pun hanya menempati peringkat 17. Peringkat satu ditempati oleh Kim Won Ho/Seo Seung, yang akan segera dijajal oleh Bagas/Leo, yang hanya berperingkat 55 dunia.
Fakta pasangan-pasangan Indonesia mencapai babak menentukan dalam All England Open 2025, walau dengan bekal peringkat seadanya, memaksa masyarakat untuk mengacungkan dua jempol kepada mereka.
Apalagi mereka datang ke turnamen ini ketika pemerintah Indonesia mengencangkan ikat pinggang dalam banyak hal, termasuk dalam olah raga dan bulu tangkis.
Efisiensi ternyata dalam beberapa hal tidak membuat atlet berhemat ambisi memburu trofi atau mencapai puncak kompetisi.
Tetapi ini bukan pembenaran untuk mencapai level terbaik tetap kadang dibutuhkan modal yang besar pula.
Mereka telah melewati batas nadirnya, apalagi jika dalam final nanti bisa menumbangkan ganda putra nomor satu dunia dari Korea Selatan. Jika ini bisa dilakukan, maka perjalanan Bagas/Leo dalam melawan rintangan sungguh paripurna.
Mereka sendiri sudah melakukannya pada babak 32 besar ketika menjungkalkan ganda putra peringkat lima dunia, Fang-Chih Lee/Fang-Jen Lee.
Tetapi jika pun hasil final nanti tidak berpihak kepada mereka, "dua jempol" tetap layak untuk diacungkan kepada Bagas/Leo, dan kepada ganda putra Indonesia pada umumnya.
Ini bisa menjadi pembuka untuk pencapaian-pencapaian lebih baik lagi selama kalender kompetisi bulu tangkis tahun ini, Asian Games 2025 dan Kejuaraan Dunia di Paris, akhir Agustus tahun ini.