Denpasar (Antara Bali) - Komunitas Bali Organic Association (BOA) memberi pelatihan kepada warga Denpasar untuk membuat minuman tradisional "loloh" yang terbuat dari bahan-bahan alami, agar bisa dikomersialkan dan bernilai ekonomis.
"Pelatihan loloh ini sudah dilakukan pada ibu-ibu di Pemecutan, Subak Sembung dan di wilayah Satria. Respon cukup bagus karena banyak yang berminat," kata Made Yuliani, bendahara BOA di Denpasar, Minggu.
Loloh sebenarnya minuman tradisional yang biasa dikonsumsi masyarakat Bali. Minuman ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan karena mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit tanpa efek sampingan, mengingat terbuat dari bahan alami.
Dikatakan dia, bahan loloh yang banyak diajarkan kepada ibu-ibu adalah pegagan, beluntas, asam kunyit, rosela dan temulawak. Bahan-bahan itu diramu menjadi minuman yang berkhasiat bagi kesehatan.
Setelah menjadi loloh, maka minuman itu bisa bertahan selama empat hari jika disimpan dalam lemari es. Kalau tidak dibuka-buka, maka loloh bisa awet hingga delapan hari.
"Minuman loloh ini sama sekali tanpa menggunakan pengawet, jadi benar-benar berguna untuk kesehatan. Loloh dijual Rp6 ribu per botol dan mulai dipasarkan di kawasan Denpasar," ucap Yuliani.
Dia menyatakan, hendaknya `back to nature` tidak sekedar konsep saja. Melainkan juga diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Salah satunya dengan mengangkat citra herbal Indonesia.
"Selama ini Brazil dikatakan memiliki potensi lokal yang luar biasa. Sebenarnya, apa yang kita miliki lebih hebat dari apa yang ada di Brazil. `Local genius` kita bersumber dari tradisi leluhur zaman-zaman kerajaan dahulu," ujarnya.
Pengangkatan local genius, bisa mengangkat potensi Indonesia dikarenakan sisi citra herbal Nusantara masih belum banyak dieksplore dan diperkenalkan secara luas.
"Maka langkah BOA adalah mengadakan pelatihan supaya ibu-ibu terampil mengolah bahan herbal menjadi minuman yang bisa dijual ke masyarakat. Kami ingin menjadikan mereka menjadi pengusaha yang benar-benar menggunakan herbal tanpa campuran bahan kimia," ujar dia.
BOA merupakan suatu organisasi yang non-profit yang telah digagas sejak tahun 1990. Terdiri dari kumpulan orang-orang yang sangat peduli dengan alam, lingkungan Bali, adat dan budaya Bali.
Hal ini didorong oleh pemikiran menyelamatkan alam dan budaya Bali melalui sistem pertanian organik. Dikarenakan hanya dengan sistem pertanian organik, maka keanekaragaman hayati di tanah, sungai, laut, danau, gunung dan di udara, dapat diselamatkan untuk mendukung kehidupan budaya Bali. (WDY)
Boa Latih Warga Komersialkan Loloh Bali
Minggu, 14 Februari 2016 13:44 WIB