Denpasar (Antara Bali) - Bali mengalami inflasi perdesaan sebesar 1,01 persen selama bulan Januari 2016, lebih tinggi dibanding inflasi tingkat nasional yang tercatat 0,83 persen.
"Dari 33 provinsi di Indonesia yang menjadi sasaran survei 30 provinsi di antaranya mengalami inflasi dan tiga lainnya deflasi," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ir Adi Nugroho di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, tiga provinsi yang mengalami deflasi perdesaan terdiri atas Gorontalo sebesar 0,33 persen, Sulawesi utara 0,11 persen dan Papua 0,08 persen.
Sedangkan inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur sebesar 1,44 persen dan terendah di Jambi 0,04 persen.
Hasil pemantauan harga-harga di daerah pedesaan di Bali pada bulan Januari 2016 menunjukkan nilai tukar petani (NTP) mengalami penurunan sebesar 0,16 persen dari 125,48 persen pada bulan Desember 2015 menjadi 104,96 persen pada Januari 2016.
Hal itu berkat indeks yang dibayar petani (lb) mengalami kenaikan sebesar 0,81 persen dari 119,36 persen pada bulan Desember 2015 menjadi 120,33 persen pada bulan Januari 2016.
Demikian pula sisi indeks yang diterima petani (Lt) tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen dari 125,48 pada bulan Desember 2015 menjadi 126,30 persen pada bulan Januari 2016.
Adi Nugroho menambahkan, dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali terdiri atas empat subsektor mengalami penurunan NTP yang meliputi subsektor tanaman pangan 0,68 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,75 persen, subsektor peternakan 0,48 persen dan subsektor perikanan 0,25 persen.
Satu-satunya subsektor yang mengalami kenaikan adalah subsektor hortikultura naik sebesar 1,33 persen.
Nilai tukar petani diperoleh dari perbandingan indeks yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani semakin tinggi NTP dan semakin kuat pula tingkat kemampuan daya beli petani. (WDY)
Inflasi Perdesaan Bali Lebih Tinggi Dari Nasional
Rabu, 3 Februari 2016 9:32 WIB