Amlapura (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Karangasem menggelar even International Symposium for the Asia Heritage Network (AHN) 2016 terkait kedudukan wilayah itu sebagai anggota Jaringan Kota Pusaka Indonesia.
"Kabupaten Karangasem bahkan telah ditetapkan menjadi 10 Kabupaten/Kota Pusaka di Indonesia sejak tahun 2012 karena memiliki banyak peninggalan masa lalu dan bersejarah," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem I Wayan Purna di Amlapura, Sabtu.
Penetapan tersebut, mendasari diselenggarakannya International Symposium AHN 2016 di Candidasa - Karangasem, mulai tanggal 9-11 Januari. Even ini dilangsungkan dengan kerja sama Balai Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) serta didukung Machizukuri Centre dan Asia Centre (Japan Fondation).
Acara simposium diikuti peserta dari 13 negara antara lain Australia, Inggris, India, Malaysia, Myanmar, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Hongkong, Singapura, Indonesia, serta kalangan akademisi dari berbagai perguruan tinggi. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan perkembangan positif bagi pariwisata di Kabupaten Karangasem.
Lebih lanjut Purna menjelaskan, pada hari pertama peserta simposium akan menjelajah pusaka dengan mengunjungi Tenganan Pegeringsingan, dilanjutkan ke Sibetan, megibung bersama di Selat, singgah di Puri Agung Karangasem dan menikmati makan malam di Taman Soekasada Ujung.
Berbagai kesenian tradisional rakyat akan tampil pada kegiatan di Ujung. Seperti pementasan gong dan gebug api, yang merupakan inovasi kesenian tradisional gebug ende. Pertunjukan kesenian ini diharapkan mampu mewakili citra budaya Kabupaten Karangasem di mata peserta International Symposium AHN 2016.
"Bahkan penyelenggaraan International Symposium AHN 2016 bertujuan untuk memantapkan posisi Karangasem sebagai Kota Pusaka Nasional maupun Dunia, sehingga dapat memperkenalkan potensi kabupaten ini ke dunia internasional," ujar dia.
Tujuan lain, lanjutnya, memperkuat jaringan pelestarian pusaka. Sekaligus untuk memberi kesempatan pada negara lain untuk memdukung kegiatan konservasi di Asia.
"Karena negara-negara berkembang memiliki beragam warisan budaya yang seharusnya dilindungi," ucap Purna.
Seperti di Kabupaten Karangasem yang banyak memiliki warisan peninggalan bersejarah dengan ciri dan karakteristik yang khas. Sekaligus merupakan objek pusaka terlingkup dalam satu kawasan maupun yang berdiri sendiri sebagai benda. Keberadaan warisan bersejarah ini sekaligus penetapan sebagai Kabupaten Pusaka di Indonesia, membuat kawasan ini menjadi dipilih menjadi tuan rumah simposium. (WDY)
Pemkab Karangasem Gelar International Symposium AHN 2016
Sabtu, 9 Januari 2016 21:33 WIB