Denpasar (Antara Bali) - Ratusan siswa mancanegara dalam menikmati liburan di Pulau Dewata menyisihkan waktunya untuk belajar membatik di Desa Lungsiakan, perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar.
"Banyak pelajar asing, baik yang ada di Bali maupun yang khusus datang dari mancanegara singgah ke bengkel kerjanya untuk mempelajari proses membatik dari awal hingga siap dipasarkan," kata Ketut Sujana di Lungsiakan, 45 km timur Denpasar, Kamis.
Ia yang saat itu juga menerima kunjungan dari siswa Sekolah Menengah Atas Negeri I Kuta Utara Badung untuk mengadakan penelitian perkembangan usaha batik di daerah ini menyambut baik atas perhatian generasi muda di daerah ini.
Pada musim liburan sekitar bulan April hingga Mei 2015 sedikitnya ada delapan rombongan dan setiap kelompok pelajar itu masing-masing 40 orang, datang dari Australia, Eropa belajar ke benglek kerjanya.
Ketut Sujana menambahkan, para pelajar itu sangat antusias belajar membatik di lokasi yang berada di tengah-tengah pemukiman penduduk di Banjar Lungsikan dari proses mendesain, menggambar, pewarnaan, pencucian hingga siap dipasarkan.
Pelajar termasuk gurunya sangat senang belajar membatik di sini, apalagi dalam proses pencelupannya tersedia pengolahan limbah yang standar internasional sehingga tidak menganggu atau mencemari lingkungan sekitarnya.
"Kami mambuat pengolahan limbah dengan baik sehingga mereka (orang asing-red) tidak menyangsikan lagi bagi Bali dalam proses usaha pembatikan di sini," ujar Ketut Sujana yang kerap melayani tamunya yang datang ke bengkel kerjanya.
Ia menambahkan, pihaknya mengembangkan usaha industri kecil untuk bisa menampung tenaga kerja di wilayahnya dengan hasil produksi mampu memenuhi permintaan konsumen mancanegara walau dalam jumlahnya terbatas.
"Batik warna yang menyolok ini sangat disenangi konsumen asal Eropa, sedangkan yang lebih realistis diminati pelancong asal Australia dan Amerika Serikat, " kata Sujana sambil menyebutkan batik produksinya belum banyak menjamah pasar Asia.
Banyak usaha kecil ini muncul di Bali dengan hasil produksi memasuki pasar ekspor maka perolehan devisa dari usaha industri dan kerajinan sesuai catatan Dinas Parindustrian dan Perdagangan setempat mencapai 230 juta dolar AS selama Januari - Agustus 2015. (WDY)