Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor daging dan ikan olahan senilai 2,14 juta dolar AS selama bulan September 2015, meningkat 16,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya (Agustus 2015) yang tercatat 1,83 juta dolar AS.
"Perolehan devisa yang cukup menggembirakan itu juga melonjak 29,09 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 1,66 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, komoditas daging dan ikan olahan tersebut mampu memberikan kontribusi sebesar 5,37 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 40,03 juta dolar AS selama bulan September 2015, meningkat 5,23 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 38,04 juta dolar AS.
Pasaran Jepang menyerap paling banyak ekspor daging dan ikan olahan dari Bali yakni mencapai 30,10 persen, menyusul Amerika Serikat 18,92 persen, Australia 7,17 persen, Singapura 1,06 persen dan Hong Kong 5,10 persen.
Selain itu juga menembus pasaran Thailand 2,11 persen, Inggris 0,72 persen, Prancis 0,33 persen, Jerman 1,15 persen dan 32,55 persen sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya.
Produk ikan dan udang menjadi salah satu dari lima komoditas andalan Provinsi Bali yang mampu memberikan kontribusi sebesar 19,66 persen dari total ekspor Bali, menyusul perhiasan (permata) 14,40 persen, produk kayu dan barang dari bahan kayu 10,67 persen, produk perabot dan penerangan rumah 10,03 persen serta produk pakaian jadi bukan rajutan 9,79 persen, ujar Panasunan Siregar.
Terobosan dan gebrakan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti terhadap kapal-kapal illegal yang beroperasi menangkap ikan di perairan Indonesia membuahkan hasil yang signifikan bagi pengusaha sektor perikanan Bali.
Komoditas perikanan tangkap mengalami kenaikan harga antara lain ikan lemuru dan tuna serta perikanan budidaya meliputi ikan nila, patin dan gurami. (WDY)
Ekspor Ikan Olahan Bali Naik 16,79 Persen
Minggu, 22 November 2015 21:03 WIB