Denpasar (Antara Bali) - Kementerian Pertanian mengevaluasi setahun pelaksanaan gerakan upaya khusus (Upsus) pengelolaan tanaman terpadu padi, jagung dan kedelai di Pulau Bali sebagai upaya untuk mengetahui perkembangannya.
"Upaya khusus dalam peningkatan produksi untuk mencapai swasembada padi, jagung dan kedelai yang sudah berjalan satu tahun ini kami evaluasi sejauhmana produktivitasnya hingga persoalan yang dihadapi," kata Matsyukur, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Inovasi dan Teknologi di sela-sela melaksanakan evaluasi tersebut, di Denpasar, Jumat.
Matsyukur menambahkan, upaya khusus di bidang pertanian merupakan amanat dari Kabinet Kerja yang "dikomandani" oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla yang menyatakan bahwa dalam tiga tahun masa pemerintahan harus sudah swasembada pangan. Upaya khusus ini dimulai dari akhir 2014.
"Lewat evaluasi ini, jika ada kekurangan agar segera diperbaiki, apalagi menyongsong masa tanam Oktober 2015-Maret 2016, dan April-September 2016. Sedangkan kalau yang sudah baik, tentu harus ditingkatkan," ucapnya.
Evaluasi tersebut, lanjut dia, juga mencakup mekanisme kerja diantara para pemangku kepentingan seperti halnya dengan Dinas Pekerjaan Umum, BMKG, TNI dan sebagainya.
Di sisi lain, Mastsyukur tidak memungkiri pengaruh El Nino tahun ini paling berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang sangat berdampak terhadap luas tanam tanaman padi, jagung dan kedelai.
"Meskipun demikian, kami tetap mengevaluasi apakah terjadi peningkatan produksi, bagaimana pula dengan luas tanam dan luas panennya," ucapnya.
Pada kesempatan tersebut juga dirangkaikan dengan penyerahan hadiah bagi kelompok tani/subak yang berprestasi dalam gerakan penerapan pengelolaan tanaman padi, jagung dan kedelai.
Untuk peraih juara I masing-masing kategori yaitu pengelolaan padi diraih oleh Subak Umadesa dari Desa Lokapaksa, Kabupaten Buleleng; pengelolaan jagung juara I dari Subak Pengaringan dari Desa Kalianget, Kabupaten Buleleng dan juara I pengelolaan kedelai oleh Subak Bengkel dari Desa Bengkel, Kabupaten Tabanan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengatakan beberapa indikator teknis dalam penilaian di antaranya terkait benar tidaknya penyerapan teknologinya, dinamika kelompok, semangat kelompok, dan hingga upaya menjalankan arahan yang sudah diberikan.
Ia menyampaikan lewat program UPSUS , sebelumnya luas tanam padi ditarget meluas 10 persen (dari 134.409 hektare tahun 2014 menjadi 150.479 hektare pada 2015). Selanjutnya, luas tanam jagung sebanyak 3,8 persen (dari 19.355 hektare pada 2014 menjadi 20.090 hektare di 2015). Terakhir luas tanam kedelai ditaget meluas 7,3 persen (dari 5.508 hektare pada 2014 menjadi 5.910 hektare tahun 2015). (WDY)
Kementerian Pertanian Evaluasi Gerakan "Upsus" di Bali
Jumat, 13 November 2015 14:14 WIB