Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan pada masyarakat pentingnya mengimplementasikan nilai-nilai kepahlawanan di tengah era kekinian.
"Nilai kepahlawanan yang saya maksudkan seperti cinta Tanah Air, berani, rela berkorban, membela kebenaran serta pantang menyerah," kata Pastika di sela-sela menjadi inspektur upacara para Peringatan Hari Pahlawan, di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Selasa.
Menurut orang nomor satu di Bali ini, semangat para pahlawan sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
"Pelajar dan pemuda khususnya harus membulatkan tekad, menyatukan pikiran sehingga kita tidak terpecah belah dan kita mampu dalam menghadapi permasalahan dan tantangan dewasa ini," ucapnya.
Pastika menandaskan bahwa zaman boleh beda, namun semangatnya harus tetap sama.
Sementara itu, Menteri Sosial Republik Indonesia Kofifah Indar Parawansa dalam sambutannya yang dibacakan oleh Gubernur Pastika mengatakan peringatan Hari Pahlawan dapat dijadikan cermin atau refleksi tentang pengorbanan, keteladanan dan keteguhan untuk menggapai harapan masa depan dengan terus bekerja dan bekerja dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera.
Oleh karena itu, ia mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah agar menjadikan momentum dalam menumbuhkembangkan nilai-nilai persatuan, kepahlawanan, keperintisan dan kesetia kawanan sosial.
Kofifah menegaskan sesungguhnya nilai kepahlawanan TNI, POLRI, masyarakat tidak pernah usang karena pada setiap waktu dapat diimplementasikan dan direvitalisasi dari generasi ke generasi sepanjang masa sesuai perkembangan zaman.
Peringatan Hari Pahlawan Tahun 2015 yang mengambil tema "Semangat Kepahlawanan Adalah Jiwa Ragaku" menginternalisasi jiwa semua anak bangsa agar nilai kepahlawanan terpatri dan merasuk ke dalam sanubari yang paling dalam untuk meneladani sifat-sifat kepahlawan yaitu rela berkorban, tanpa pamrih, bekerja keras, jujur, berani serta patriotik.
"Dalam usia 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia , bangsa Indonesia masih menghadapi tantangan persatuan, keutuhan dan produktivitas bangsa. Hal ini dapat dilihat mulai dari terjadinya konflik intoleransi antar umat beragama, berkembangnaya faham radikalisme, tawuran antar kampung maupun antar pelajar, maraknya penyalahgunaan narkoba, kekerasan terhadap anak dan perempuan dan sebagainya," ucapnya.
Upacara bendera yang diakhiri dengan pelepasan peserta napak tilas Pasukan Ciung Wanara ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Sugawa Kory, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Bali serta undangan lainnya. (WDY)