Singaraja (Antara Bali) - Yayasan Bali Harum dan Yayasan Orhiba Kabupaten Buleleng, Bali, bekerja sama menjaga kebersihan lingkungan dengan melaksanakan aksi pungut sampah plastik di muara sungai.
"Sampah di sungai terpanjang di Buleleng tersebut sudah sangat mengkhawatirkan dimana tampak seperti kubangan lumpur yang bercampur sampah, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius," kata Pembina Yayasan Bali Harum Nyoman Tirtawan di Singaraja, Minggu.
Ia menjelaskan, pihaknya secara konsisten melakukan gerakan bersih-bersih secara berkala setiap akhir pekan melibatkan beberapa kalangan masyarakat yang peduli.
Tirtawan menambahkan, ia menyesalkan sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng yang terkesan tidak serius untuk menangani permasalahan sampah di wilayahnya.
"Padahal Pemkab cukup memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk mengelola sampah, terlebih Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana telah menargetkan Buleleng bebas sampah plastik 2015," katanya.
Selain itu, kata dia, pemerintah mempunyai kemampuan tetapi belum mempunyai kemauan, dan ini bisa disatukan antara kemauan masyarakat dan pemerintah, sehingga bisa menciptakan Buleleng yang bersih.
"Kita tahu pemerintah mempunyai segala-galanya. Yang mereka tidak miliki adalah kemauan dan usaha, di sini saya dorong pejabat yang hanya duduk sebagai pejabat tetapi tidak melakukan tugas-tugasnya, kalau tidak mampu dan tidak mau lebih baik mundur jadi pejabat, percuma rakyat bayar pajak mahal-mahal untuk menggaji pejabat tetapi tidak mau kerja," tuturnya.
Tirtawan juga meminta masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar tidak membuang sampah ke sungai. Mengingat kebiasan yang dilakukan secara terus-menerus itu akan dapat merusak lingkungan.
Ia berikrar, jika masih belum melihat Buleleng bersih dari sampah, maka tidak ingin meninggal dunia dulu. "Saya berikrar sebelum Buleleng betul-betul bersih total saya minta kepada Tuhan, saya belum mau mati, tetapi setelah Bali ini bersih total, okelah nyawa saya kapanpun, tidak masalah bagi saya, saya sangat prihatin, miris, malu melihat Bali jorok dan kotor," kata dia. (WDY)