Denpasar (Antara Bali) - Gerabah produksi pengrajin Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipasarkan lewat Bali semakin diminati konsumen mancanegara, sebab hasil kerajinan yang dibuat berukuran besar menjadi incaran para kolektor barang seni antarbangsa.
Made Sumiati, seorang karyawan toko yang menjual benda seni termasuk gerabah di Kuta, Kabupaten Badung, Kamis menuturkan, matadagangan tersebut banyak dibeli wisatawan mancanegara dalam menikmati liburannya di daerah ini.
Gerabah yang diminati konsumen luar negeri itu umumnya dengan rancang bangun (desain) yang unik dan menarik sesuai keinginan konsumen.
Gerabah ukuran besar yang dipajang di toko-toko seni di sepanjang jalur Kuta - Kerobokan Badung, kawasan wisata Sanur-Nusa Dua, hampir semuanya produksi perajin dari daerah Banyumelek Lombok, NTB.
"Jadi ada istilah perajin Banyumelek berkarya gentong besar tersebut, Bali punya nama di pasaran internasional," tutur Sumiati, sebab benda seni itu kurang laku terjual jika dipajang di daerah asalnya.
Sementara gerabah buatan masyarakat Bali umumnya yang ukuran lebih kecil, tetapi punya nilai seni tinggi karena dihiasi arnamen seni budaya Bali, harganya jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan gerabah buatan Lombok.
Gerabah hasil karya perajin Bali selain memasuki pasar ekspor juga sebagian besar untuk memenuhi permintaan pasar lokal untuk memenuhi keperluan sarana adat dan ritual keagamaan yang permintaannya tinggi.
Produksi gerabah nusantara banyak memasuki pasar ekspor lewat Bali sehingga perolehan devisa dari perdagangan tersebut mencapai nilai satu juta dolar AS selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2015. Kapala Bidang Perdagangan Luar Ngeri, Disperindag Provinsi Bali, Made Suastika mengakui perdagangan gerabah ke pasaran internasional sedikit berkurang dari perolehan devisa selama periode yang sama 2014 mencapai 1,6 juta dolar.(WDY)