Jakarta (Antara Bali) - Banyaknya layanan dari berbagai aplikasi membuat
pengelola aplikasi untuk menyimpan data pengguna di ruang penyimpanan
awan atau cloud.
Penyimpanan data pada cloud dikatakan mampu mempercepat akes aplikasi
itu sendiri. Namun, menurut Country Manager F5 Network Indonesia, Fetra
Syahbana, Indonesia belum mengarah pada tren penyimpanan cloud.
"Indonesia belum mengarah ke sana (tren cloud), dikarenakan banyak hal,
seperti regulasi. Namun, cepat atau lambat semua orang akan bergerak
menggunakan cloud," kata dia, di Jakarta, Rabu.
Menurut Fetra, isu keamanan masih menjadi sorotan pada penggunaan cloud,
di mana sebelumnya layanan cloud milik salah satu perusahaan teknologi
ternama diretas yang menyebabkan bocornya foto pribadi sejumlah
selebritas dunia.
Keamanan juga menjadi isu hangat di Indonesia saat ini, yang mendorong dibentuknya Badan Nasional Cyber.
Terlepas dari hal itu, fleksibilitas cloud menjadi sangat menggiurkan.
Saat ini banyak pembuat aplikasi yang menggunakan cloud untuk menyimpan
data dibandingkan data center dengan pertimbangan efisiensi harga.
Terbukti, dari hasil survei yang dilakukan F5 Network, pada 2016 banyak
responden yang menyatakan kemungkinan aplikasi perusahaan di pindahkan
ke cloud.
Sebanyak 41 persen dari responden mengatakan bahwa 0-24 persen dari
jumlah aplikasi yang terdapat di sistem perusahaan saat ini akan menjadi
berbasis cloud.
Sementara itu, hampir seperempat dari responden menyatakan bahwa
sebanyak 25-50 persen akan dipindahkan ke cloud, dan hanya 5 persen yang
menyatakan bahwa seluruh aplikasi mereka akan dipindahkan ke cloud. (WDY)
Indonesia Dinilai Belum Ikuti Tren Cloud
Kamis, 22 Oktober 2015 7:55 WIB