Denpasar (Antara Bali) - Lesu dan kurang menggairahkan perdagangan aneka barang kerajinan berbahan baku bambu buatan masyarakat Bali ke pasaran eksor, disamping kondisi ekonomi global belum kondusif serta bahan baku semakin langka.
"Cukup sepi pesanan aneka barang kerajinan berbahan baku bambu yang diterima dari konsumen luar negeri seperti asal Jepang, Amerika Serikat maupun Jepang," tutur Made Sudanayasa, pengusaha dan pengrajin bambu di Gianyar Sabtu.
Pengusaha luar negeri memang masih ada yang meminta aneka kerajinan bambu yang bentuknya sesuai gambar atau rancangan yang dibawa dari negaranya, dalam jumlah terbatas tentu dengan harga yang disepakati sebelumnya, kata Sudanayasa.
Pesanan yang diterima seperti halnya tempat tidur malas yang biasa dibuat menggunakan bahan kayu jati dan sejenisnya, kini bisa dibuat dengan bahan baku bambu, ternyata hasil karya perajin di Bali disenangi serta dibeli oleh konsumen luar negeri.
Berkurang jumlah pesanan aneka kerajinan berbahan baku bambu menyebabkan perajin Bali tidak terlalu resah akan kesulitan bahan baku, sebab pengrajin hingga saat ini mendatangkan dari Jawa maupun Lombok, mengingat bambu yang ada di daerah ini semakin terbatas.
Bambu tidak saja dijadikan barang furniture, juga bisa dianyam dibuat gedeg lembaran, supaya tahan terhadap rayap, pengrajin memolesi lembaran gedek dengan disinfektan, setelah dijemur, gedek siap diekspor.
Masyarakat Bali yang dinilai kreatif dalam menciptakan barang kerajinan mampu memikat konsumennya dan laku terjual ke pasaran ekspor maka tidak mengherankan kalau devisa dari kerajinan bambu tetap mengalir walau jumlahnya agak berkurang.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Ngeri, Disperindag Bali, Made Suastika membenarkan bahwa perolehan devisa dari perdagangan aneka barang kerajinan berbahan baku bambu berkurang drastis periode tahun 2015 antara lain akibat ekonomi global yang lesu.
Sesuai catatan yang ada perolehan devisa dari aneka perdagangan kerajinan berbahan baku bambu hanya 5,8 juta dolar AS selama Januari-Agustus 2015, hasil pengapalan sebanyak 4,3 juta pcs dengan tujuan utama ke Amerika Serikat, Jepang dan Australia.
Hasil perdagangan tersebut melorot hingga 56,5 persen dalam perolehan devisanya jika dibandingkan perioda Januari-Agustus 2014 mencapai 13,5 juta dolar hasil pengapalan 5,3 juta pcs. Kerajinan bambu buatan Bali masih ada diekspor tetapi jumlahnya sedikit,kata dia. (WDY)
Perdagangan Kerajinan Bambu Ke Pasar Ekspor Lesu
Sabtu, 10 Oktober 2015 13:23 WIB