Singaraja (Antara Bali) - Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Buleleng, Bali terus mengoptimalkan peningkatan produktivitas kopi di daerah itu guna meningkatkan daya jual di masyarakat.
"Buleleng memiliki perkebunan kopi robusta dan arabika yang cukup menjanjikan dari segi ekonomi, kami berikan perhatian serius dalam hal pengotimalisasian produktivitas perkebunan kopi," kata Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Buleleng Ir. I Ketut Nerda di Singaraja, Senin.
Ia menjelaskan, kopi hasil petani di kabupaten paling Utara Pulau Dewata cukup dikenal karena memiliki kualitas dan aroma yang sangat khas dan bernilai ekonomis tinggi.
Dikatakan, sejumlah wilayah di Buleleng memiliki potensi tinggi terhadap tanaman kopi, seperti di daerah Kecamatan Sukasada, Kecamatan Busungbiu dan Kecamatan Banjar.
"Di daerah itu, pertanian kopi dan cengkeh menjadi andalan masyarakat sekitar dan telah turun temurun menjadi sumber perekonomian masyarakat sekitar," kata dia.
Ia menuturkan, beberapa upaya yang telah dan akan dioptimalkan adalah memberikan pembinaan kepada para petani kopi, optimalisasi pengendalian hama, dan beberapa kegiatan pendukung lainnya.
Menurut dia, untuk pencegahan hama dalam pertumbuhan tanaman kopi berkualitas tinggi akan dilakukan berkesinambungan, khsususnya melalui intensifikasi hama kopi mendekati musim panen.
Bukan hanya itu saja, pihaknya rutin melakukan pembinaan dan pelatihan petani kopi, dalam usaha meningkatkan produktivitas kopi yang dipanen.
"Di dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman kopi, dilakukan kegiatan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) di beberapa wilayah di Buleleng," kata dia.
Selain itu, pihaknya berencana tidak lagi melakukan pengembangan dan perluasan areal kebun kopi di daerah itu guna memfokuskan peningkatan produktivitas kopi petani kecil dan menengah.
Sementara itu, pihaknya mencatat luas areal tanaman kopi di daerah itu pada 2014 yakni kopi robusta seluas 10.744,91 hektare dengan produktivitas 893 kg/ha. Selanjutnya, kopi arabika memiliki luas 2.767 ha, dengan produktivitas 366 kg/ha.
Sementara, harga kopi ditingkat petani kopi dinilai masih relatif menjanjikan. "Harga kopi masih cukup bagus, rata-rata pada bulan Agustus untuk kopi robusta seharga Rp 21-22 ribu per kilogram. Kalau kopi arabika mencapai Rp 29 ribu per kilogram," demikian Nerda. (WDY)
Dinas Perkebunan Tingkatkan Produktivitas Kopi
Senin, 21 September 2015 17:08 WIB