Jakarta (Antara Bali) - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Iskandar Zulkarnain mengajak seluruh peneliti untuk belajar dari
fenomena Gojek.
"Fenomena Gojek, semua orang tahu di Jakarta, mereka bisa bawa
penghasilan Rp10 juta per bulan. Kenapa bisa banyak? Ini berkat
inovasi," kata Iskandar di Jakarta, Selasa.
Manajemen Gojek, menurut dia, jeli memaksimalkan "idle time"
tukang ojek pengkolan dengan menggunakan satu aplikasi digital.
Berkaca pada fenomena Gojek tersebut, pria yang menjabat sebagai
Kepala ke-9 LIPI ini mengatakan peneliti di Indonesia perlu bersama-sama
menggarap satu isu agar penelitian lebih cepat dilakukan dan manfaatnya
lebih cepat dirasakan.
"Jadi mindsetnya perlu diubah tidak lagi masing-masing lembaga dan
instansi penelitian bekerja sendiri-sendiri. Filosofi Gojek itu yang
perlu dipegang, kalau kita kerja sendiri-sendiri berapa banyak
sebenarnya peneliti yang kita punya?" ujar Iskandar.
Berdasarkan data base LIPI, profesor yang memperoleh gelar doktor
dari Johannes Guttenberg Universitat Jerman ini mengatakan Indonesia
baru memiliki 40 peneliti per satu juta penduduk. Sementara
negara-negara maju rata-rata memiliki 3.900 peneliti per satu juta
penduduk.
"Karena itu, seperti sektor kelautan yang dana risetnya mahal,
kekuatan SDM kelautannya harus bersatu. Kenapa peneltian laut kita jalan
pelan, itu karena kita sibuk dengan bidang kita masing-masing, hingga
kadang kita hanya hasilkan titik-titik kecil dan tidak terhubung," kata
Iskandar.(WDY)
Kepala LIPI Belajar dari Fenomena Gojek
Kamis, 3 September 2015 8:16 WIB