Tabanan (Antara Bali) - Mengenang jejak perjuangan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang gugur dalam pertempuran mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia saat melawan penjajah Belanda 20 November 1946.
Sebuah Monumen Nasional Taman Pujaan Margarana kini berdiri kokoh di di Banjar Kelaci Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan, Bali, untuk mengenang jasa para pejuang
Dari pantauan Antara di lokasi, Jumat, monumen yang dibangun di atas lahan seluas sembilan hektar sejak di resmikan pada bulan November 1954, sebuah nisan berdiri di atas tanah masih terlihat tertulis nama Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai masih terpampang jelas.
Batu nisan milik sang pahlawan kemerdekaan ini berdiri tegak membelakangi ribuan batu nisan lainnya yang diketahui adalah pasukan dari Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai, kini menjadi saksi bisu perjuangan ribuan pahlawan dalam mengusir penjajah keluar Pulau Dewata.
Batu nisan yang berjumlah 1.372 adalah simbol dari nama nama yang gugur dalam peperangan yang dikenal dengan nama perang puputan margarana.
I Gede Putu Ardiasa, pengelola monumen tersebut mengatakan, dari perang Puputan Margarana Kolonel I Gusti Ngurah Rai gugur bersama anak buahnya pada perang yang terjadi 20 November 1946.
"Beliau di lapangan di lapangan saat bertempur melawan Belanda. Kini untuk mengenang dimana beliau tewas lapangan ini telah dibuatkan simbol monumen,"ujarnya.
Ia mengatakan, simbol monumen dibuat setinggi tujuh belas meter, dengan gapura sebanyak delapan buah dan anak tangga berbentuk angka 45.
"Simbol ini di artikan sebagai 17-08-45, dimana saat itu Indonesia merdeka,"ungkapnya. Selain ribuan batu nisan, monumen tersebut, untuk mengenang I Gusti Ngurah Rai, pemerintah juga membuatkan sebuah monumen tempat penyimpanan persenjataan dan alat alat perang milik I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya.
Selain Monumen Nasional Taman Pujaan Margarana, nama Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai , juga diabadikan sebagai nama Bandara di Bali yakni Bandara Ngurai Rai. (WDY)