Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah menjalankan sejumlah langkah untuk
mencegah perlambatan ekonomi sehingga dapat menjaga perfoma perekonomian
nasional.
"Ketenangan kita menghadapi situasi ini harus kita jaga. Kita tidak
meremehkan, tetapi harus waspada dan hati-hati," kata Presiden Joko
Widodo dalam sebuah kesempatan wawancara khusus dengan LKBN Antara, TVRI
dan RRI di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (12/8).
Presiden mengatakan langkah pertama yang dilakukan untuk mendorong
perputaran ekonomi adalah dengan mendorong penyerapan anggaran
pemerintah.
"Saya dorong adalah serapan anggarannya cepat keluar. Uang APBN
secepatnya harus keluar untuk belanja modal, belanja barang harus segera
keluar karena mempengruhi ekonomi di masyarakat, konsumsi di
masyarakat. Baik serapan anggaran APBN, di APBD yang sekarang posisi
masih kecil," kata Presiden.
Kepala Negara mengatakan dalam jangka waktu lima bulan ke depan, penyerapan anggaran harus didorong ke angka 88 persen.
"Belanja modal baru terserap 12 persen artinya dalam waktu lima
bulan ini harus membelanjakan 88 persen, uangnya ada tinggal
membelanjakan. APBD juga sama, terakhir saya melihat masih disimpan di
bank Pembangunan daerah kurang lebih Rp273 triliun ini juga kita dorong
bupati, walikota dan gubernur untuk ini segera digunakan agar ada
pergerakan ekonomi yang kelihatan," kata Presiden.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan selain mendorong pembelanjaan
APBD dan APBN, dana yang dimiliki BUMN juga harus dibelanjakan di sektor
yang tepat sehingga berkontribusi pada penggerakan roda ekonomi
nasional.
"Dari BUMN, yang belum dibelanjakan, terakhir saya memperoleh data
ada Rp130 Triliun, ini juga harus di 'gas' agar uang itu segera
dibelanjakan pada sektor yang tepat. Dan yang keempat, tentu saja
belanja swasta yang besar, investasi swasta besar yang harus didorong
terus agar mereka percaya diri bahwa ekonomi ke depan lebih baik. Yang
paling penting memberikan kepercayaan itu," paparnya.
Presiden menambahkan,"dan kemudian yang terakhir investor, investasi dari luar, diperlukan uang masuk sebanyak-banyaknya.
"Sebab itu kita benahi kantor nasional pelayanan satu pintu, one stop service,
kenapa kita lakukan regulasi untuk sederhanakan semuanya, baik di
pelabuhan di kementerian semua disederhanakan agar menarik," ucap
Presiden Joko Widodo.
Agar ada uang masuk yang bisa menurunkan (nilai tukar-red) kurs,
bisa menaikkan indeks harga saham, tetapi sekali lagi situasi global
merupakan tantangan yang berat, katanya. (WDY)
Langkah Jokowi Cegah Perlambatan Ekonomi
Kamis, 13 Agustus 2015 9:12 WIB
![Langkah Jokowi Cegah Perlambatan Ekonomi](https://cdn.antaranews.com/cache/1200x800/2015/08/20150813presiden-jelang-hut-ke-70-ri-12.jpg)
Presiden Joko Widodo memaparkan sejumlah pencapaian dan rencana program kerja saat wawancara khusus dengan LKBN Antara jelang Peringatan Hari Kemerdekaan ke-70 RI di Kantor Kepresidenan, Jakarta.(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/wdy/15)