Chicago (Antara Bali) - Emas berjangka di divisi COMEX New York
Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB),
karena pasar terus memperkirakan untuk kenaikan suku bunga AS tahun ini.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Agustus kehilangan
25,1 dolar AS, atau 2,22 persen, menjadi menetap di 1.106,80 dolar AS
per ounce, lapor Xinhua.
Logam mulia berada di bawah tekanan karena para pedagang beralih ke
aset-aset yang lebih menguntungkan menjelang potensi kenaikan suku
bunga The Fed.
Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan
menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan
suku bunga.
Belum ada kenaikan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum
dimulainya krisis keuangan Amerika. Analis awalnya memperkirakan suku
bunga akan naik pada Juni, namun karena data ketenagakerjaan yang lebih
lemah dari perkiraan, harapan itu didorong kembali ke September.
Indeks Dolar AS juga naik 0,03 persen menjadi 97,96 pada pukul
18.02 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata
uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika
dolar naik, emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan
dolar menjadi lebih mahal bagi investor.
Perak untuk pengiriman September turun 7,6 sen, atau 0,51 persen,
menjadi ditutup pada 14,758 dolar AS per ounce. Platinum untuk
pengiriman Oktober turun 12,7 dolar AS, atau 1,27 persen, menjadi
ditutup pada 988,60 dolar AS per ounce.(WDY)
Emas Turun Tertekan Potensi Kenaikan Suku Bunga AS
Selasa, 21 Juli 2015 9:40 WIB