Kendari (Antara Bali) - Harga nikel dunia pada triwulan pertama tahun 2015, merosot sehingga PT Aneka Tambang (PT Antam) Tbk menderita kerugian sebesar Rp500 miliar.
"Harga nikel dunia di triwulan pertama tahun ini, merosot hingga menyentuh angka 4,8 dollar per ton," kata Kepala Unit Bisnis Nikel Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Dadang Hadi Pratomo saat buka puasa bersama wartawan di Kendari, Minggu
Menurut dia, harga nikel dunia yang hanya 4,8 dollar tersebut lebih rendah dari biaya produksi yang mencapai 5,8 dollar per ton.
Memasuki bulan pertama triwulan ketiga ini, harga nikel dunia kembali bergerak naik, namun baru mencapai sebesar 5,2 dollar per ton. "Diharapkan harga nikel tersebut terus membaik, sehingga perusahaan tidak merugi lagi," katanya.
Jika harga nikel dunia tidak melewati angka 6 dollar per ton kata dia, maka PT Antam akan mengalami kerugian hingga mencapai triliunan rupiah dari bisnis nikel. "Oleh Karena itu, kita berharap dalam beberapa bulan ke depan harga nikel masih terus bergerak naik, sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian hingga akhir tahun 2015,¿ katanya.
Menurut dia, kebijakan pemerintah melarang pengiriman ore (tanah bercampur nikel) ke luar negeri, belum berdampak pada bisnis nikel Indonesia.
Bahkan di awal kebijakan tersebut diterapkan katanya, harga nikel dunia justeru merosot tajam. "Tidak berdampaknya kebijakan pemerintah yang melarang pengiriman ore ke luar negeri, karena hanya Indonesia yang tidak menjual nikel dalam bentuk ore ke luar negeri, sedangkan negara lain seperti Pilipina masih tetap mengirim ore ke luar negeri," katanya. (WDY)
Harga Nikel Dunia Triwulan Pertama Merosot
Senin, 13 Juli 2015 8:07 WIB