Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman perkebunan rakyat (NTP-Pr) di Bali peranannya dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) meningkat 3,19 persen selama bulan Mei 2015 dari bulan sebelumnya 97,87 persen menjadi 100,99 persen.
"Posisi NTP tanaman perkebunan rakyat mengalami perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya karena sudah berada di atas 100 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, secara umum kenaikan NTP subsektor perkebunan rakyat didorong oleh naiknya indeks yang diterima petani (Lt) sebesar 3,02 persen, sementara indeks yang dibayar petani (Lb) turun sebesar 0,16 persen.
Beberapa komoditas perkebunan yang memberikan andil atas naiknya indeks yang diterima petani antara lain kopi, kakao dan cengkeh. Sedangkan menurunnya indeks yang dibayar petani sangat dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga yang turun sebesar 0,22 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik 0,04 persen.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali, Ir. IDM Buana Duwuran, M.P dalam kesempatan terpisah menambahkan, ekspor komoditas perkebunan mencapai 719.000 dolar AS selama empat bulan periode Januari-April 2015. Perolehan devisa dari sektor perkebunan itu dari kakao hasil petikan petani Bali menghasilkan dolar tertinggi yakni 614 ribu dolar, menyusul dari kopi sebanyak 94 ribu dolar dan vanili hanya menghasilkan 10 ribu dolar.
Pihaknya berupaya memperbesar perolehan devisa dari sektor perkebunan dengan berbagai gerbrakan yang pada intinya mendongkrak pendapatan para petani, melalui peningkatan usaha perdagangan ekspor komoditas perkebunan, sekaligus memanfaatkan peluang yang ada. Bali berupaya menjajagi jambu mete hasil produksi petani kebun di daerah ini untuk bisa mernjamah pasar ekspor, dengan harapan akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat perdesaan, ujar Buana Duwuran. (WDY)
Perkebunan Bentuk NTP Bali Naik 3,19 Persen
Rabu, 10 Juni 2015 11:28 WIB